Foto: Tribunnews

Duka, Do’a dan Harapan FKPT se-Indonesia Pascakerusuhan di Mako Brimob

Jakarta, FKPT Center – Kerusuhan di Markas Komando Brigadir Mobil (Mako Brimob), Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat yang mengakibatkan gugurnya 5 anggota Detasemen Khusus 88 Antiteror, memantik rasa duka dan ungkapan doa dari berbagai kalangan. Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT), lembaga non profit bentukan BNPT di 32 provinsi se-Indonesia adalah salah satu yang mengungkapkannya.

Ketua FKPT Sumatera Selatan, Periansyah, menyampaikan ungkapan belasungkawanya kepada korban kerusuhan di Mako Brimob. Mewakili sepuluh pengurus FKPT lainnya dia juga memanjatkan do’a untuk para korban.

“Semoga Allah menempatkan mereka di tempat yang layak. Amin,” kata Periansyah.

Periansyah mengajak masyarakat, khususnya warga Sumatera Selatan yang akan menjadi tuan rumah Asian Games, untuk terus meningkatkan kewaspadaan terhadap radikalisme dan terorisme. “Jangan kendorkan kewaspadaan. Peristiwa di Mako Brimob jadi tanda bahwa terorisme masih menjadi ancaman nyata di Indonesia,” tambahnya.

Ungkapan duka yang sama juga disampaikan oleh FKPT Bali, Maluku, Kalimantan Barat dan Kepulauan Bangka Belitung.

“Mereka layak mendapatkan tempat terbaik di sisi Tuhan karena telah menunjukkan semangat Hubbul Wathan Minal Iman, cinta tanah air sebagian dari iman. Mereka yang gugur menunjukkan kegigihan mecintai dan membela tanah airnya,” kata Ketua FKPT Kepulauan Bangka Belitung, Riswardi Werio.

Selain menyampaikan ungkapan duka dan memanjatkan do’a, FKPT juga menyelipkan secuil harapan untuk penanggulangan radikalisme dan terorisme di Indonesia. Sebagai mitra strategis BNPT dalam pencegahan terorisme di daerah, FKPT bergarap kewaspadaan masyarakat terhadap terorisme tidak kendor.

“RUU Terorisme kami harapkan bisa segera disahkan agar sinergi antara pemerintah dan masyarakat dalam pencegahan terorisme bisa semakin diperkuat,” ungkap Sekretaris FKPT Bali, I Wayan Gedhe Suyatharta.

Kepala Subdirektorat Pemberdayaan Masyarakat BNPT, Andi Intang Dulung, yang kesehariannya membawahi 32 FKPT se-Indonesia, mengapresiasi munculnya empati dan simpati FKPT terhadap korban kerusuhan di Mako Brimob. “Kami di BNPT atas nama 32 FKPT se-Indonesia juga menyampaikan duka cita,” katanya.

Andi Intang mengungkapkan, peristiwa di Mako Brimob menunjukkan terorisme masih menjadi ancaman nyata bagi bangsa Indonesia ke depan. FKPT didorong untuk terus mengkoordinir upaya pencegahan radikalisme dan terorisme di daerah.

“Terus waspada, kenali potensi-potensi terorisme sebagai wujud deteksi dini dan koordinasikan dengan aparat keamanan untuk penanganannya. Ingat pesan Kepala BNPT, masyarakat adalah elemen penting untuk sinergi pencegahan terorisme,” pungkas Andi Intang. [shk/shk]