Jakarta — Laiknya negara dengan penduduk mayoritas Muslim lainnya, Turki juga mengalami problem yang sama dalam menghadapi ancaman terorisme. Hal ini disampaikan oleh duta besar Turki untuk Indonesia, Zakeriya Akcam dalam international Youth Conference di Jakarta, Senin 14 Maret 2016.
Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa saat ini dunia Muslim sudah berada dalam bentuk demokratis yang sedang menuju bentuk utuh demokrasi. Ia menilai hal ini sebagai sesuatu yang bagus, karena ini berati dunia muslim telah berada pada jalur yang benar untuk menuju kemajuan.
Meski demikian, ia mengingatkan bahwa tantangan terbesar dunia Muslim saat ini adalah menjaga keseimbangan antara demokrasi dan keamanan. Hal ini tidak lain karena demokrasi rawan disalahgunakan, karenanya kepastian tentang keamanan menjadi sebuah keharusan agar demokrasi dapat terus berjalan.
Turki sendiri menurutnya telah lama berjuang melawan terorisme. “Kita punya 3-4 organisasi teroris di turki yg semuanya merupakan paham dari luar, termasuk ISIS yg kini telah pula menjadi ancaman bagi warga Turki.” ujarnya.
Ia menyatakan lebih lanjut bahwa keamanan merupakan sebuah keharusan yang menjadi tugas negara. pemerintah bertanggungjawab untuk menjaga kemanan, namun khusus untuk terorisme, kemanana yang diperlukan harus berbeda.
“Kita perlut sistem keamanan yang cerdas, yakni sebuah sistem yang bukan saja dimaksudkan untuk melawan terorisme, tetapi juga memastikan terorisme tidak akan terjadi lagi,” jelasnya.
Ia mengajak seluruh peserta untuk memhami bahwa terorisme tidak memiliki agama, negara, atau kelompok. Terorisme adalah terorisme, ia adalah kejahatan yang mengancam kemanusian dan dunia. Terorisme tidak butuh agama, mereka hanya tidak senang dengan perdamaian.