Jakarta – Pergerakan ISIS di Marawi, Mindanao, Filipina membuat negara-negara di Asia Tenggara, termasuk Australia dan Selandia Baru meningkatkan kewaspadaannya. Amerika Serikat pun ikut khawatir dengan perkembangan yang terjadi dan mengutus Duta Besar, Joseph R Donovan menemui Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam).
Kedatangan Dubes Amerika Serikat (AS) menemui Menko Polhukam adalah untuk membahas soal situasi terakhir di Indonesia. “Ya, kita membicarakan berbagai masalah da situas terakhir, termasuk kelompok Maute yang berafiliasi dengan ISIS di Marawi,” kata Menko Polhukam, Wiranto kepada wartawan di Jalan Medan Merdeka Barat, JakartaPusat.
Dikatakan, Dubes AS, Joseph R Donovan hanya berada sekitar 30 menit di Kemenko Polhukam. Pertemuan keduaya agak lebih fokus membcarakan adanya basis ISIS di Marawi dan soal perkembangan melawan terorisme di Indonesia. Dubes AS juga membicarakan kerja sama antara Indonesia-AS di bidang keamanan, yakni di bidang kepolisian dan Badan Keamanan Laut (Bakamla).
Wiranto mengakui bahwa rencana kerja sama tersebut perlu dibicarakan dengan serius. “Pertemuan ini juga membicarakan bagaimana kerja sama Amerika-Indonesia khusus tadi di bidang kepolisian. Kemudian menanyakan prospeknya kerja sama di bidang Bakamla. Kita harus memibicarakan dengan sangat serius, karena menyangkut hubungan kedua negara,” jelasnya.
Di samping itu, Menko Polhukam akan mengajak lima negara untuk menghadapi gerakan ISIS di Marawi yang diduga bergerak ke negara-negara Asia Tenggara lainnya. Negara yang dimaksud adalah Selandia Baru, Australia, Brunei, Malaysia, Filipina. Dalam pertemuan ini, Indonesia akan bertindak sebagai ‘host’ dan Australia sebagai ‘co host’.
“Negara-negara yang diajak menghadapi ISIS di Marawi itu aakan melakukan koordinasi multilateral untuk mendukung Filipina menghabisi basis-basis yang ada di Asia Tenggara. Karena pusat ISIS di Syria digempur, kelompok itu punya dua alternatif untuk mengembangkan basisnya di Asia Tenggara yaitu di Poso, Sulawesi Tengah dan Marawi, Filipina,” kata Wiranto.
“Untuk Poso sudah digempur terus menerus. Basisnya diawasi. Kita eliminasi, kita kepung, dan sekarang tinggal 6 orang, sehingga tidak pas jika disebut sebagai basis baru ISIS di Asia Tenggara. Jadi ISIS mengarah ke Filipina Selatan dan sekarang sudah terjadi di Marawi, digempur lagi oleh Filipina,” tambahnya.
Karena Marawi sedang digempur, Menko Polhukam mengatakan, secara teoritis para pemberontak ISIS akan menyebar ke tempat lain. Jika terdesak, mereka akan beralih ke metode divergen atau menyebar. “Hari ini, Rabu (14/6/2017) kita akan menggelar rakor penuh di Manado. Para Pangdam, Panglima, Kapolda, Gubernur, pejabat lain yang terkait erat dengan kemanan nasional, pejabat intel, pejabat teritorial, pejabat pemda, kita kumpulkan nanti di Manado,” pungkas Wiranto.