Kepolisian Belgia memeriksa jasad pelaku serangan teror yang teridentifikasi bernama Benjamin Herman.

Dua Polisi Wanita Tewas Akibat Serangan Teror di Liege

Liege – Sebuah serangan maut dari pelaku yang diduga kuat adalah teroris terjadi di Liege, kota di sebelah timur Belgia yang berbatasan dengan Jerman dan Belanda, Selasa (29/5) sekitar pukul 10.30 pagi waktu setempat.

Hakim Federal Belgia, Wenke Roggen kepada wartawan menjelaskan, pelaku yang belakangan teridentifikasi sebagai Benjamin Herman (36), itu menyerang dua polisi wanita dengan pisau sembari meneriakkan Allahu Akbar.

Usai menikam polisi hingga roboh, pelaku kemudian mengambil senjata api polisi dan menembak mati keduanya. Setelah itu pelaku bergerak ke jalanan boulevard dan menembak mati pria berusia 22 tahun yang tengah duduk di dalam mobil yang terparkir.

Selanjutnya, lanjut Roggen, pelaku menuju ke sebuah sekolah dan menyandera seorang pegawai perempuan.  “Aparat kepolisian langsung mengambil langkah tegas terukur terhadap pelaku untuk mengamankan keadaan. Pelaku ditembak mati di tempat setelah dia berhasil melukai beberapa petugas keamanan,” katanya dikutip Reuters, Rabu (30/5).

Menteri Dalam Negeri Belgia, Jan Jambon menyebut pelaku adalah narapidana yang memeroleh beberapa jam pembebasan pada Senin (28/5). Pelaku adalah warga asli Belgia dan mendekam di penjara karena kasus narkoba.

“Kemungkinan pelaku nekad melakukan hal itu karena pengaruh satu penjara dengan tahanan radikal. Sehari sebelum serangan ini pelaku juga terdeteksi sudah membunuh satu orang lainnya,” jelas Jambon.

Kepala Polisi Liege Christian Beaupere mengidentifikasi dua petugas polisi wanita yang tewas adalah Lucile Garcia (45) dan Soraya Belkacemi (53). “Belkacemi adalah ibu dari putri kembar berusia 13 tahun yang sebelumnya juga kehilangan ayahnya yang seorang perwira polisi,” kata Beaupere.

Perdana Menteri Belgia, Charles Michel mengungkapkan duka cita pada keluarga korban. Dia juga mengatakan saat ini masih terlalu dini untuk menganalisis penyebab kejadian meski tak menampik kejadian ini sebagai aksi teror dan terkait dengan Islamic State (ISIS).