Jakarta – Dua narapidana teroris (napiter) di Lembaga Pemasyarakatan
(Lapas) Kelas IIB Majalengka berikrar setia kepada NKRI, Selasa
(9/1/2024).
Ikrar yang disaksikan Forkopimda Kabupaten Majalengka itu berlangsung
di Aula Lapas Kelas IIB Majalengka, Jalan KH Abdul Halim,
Kecamatan/Kabupaten Majalengka.
Dalam kesempatan itu, dua napiter asal Pangandaran dan Ciamis tersebut
tampak membaca ikrar setia kepada NKRI dan bergantian mencium bendera
merah putih.
Selanjutnya mereka pun menandatangani surat pernyataan yang turut
disaksikan Kepala Lapas Kelas IIB Majalengka, Wawan Irawan, Dandim
0617/Majalengka, Letkol Inf Dudy Plianto, Wakapolres Majalengka,
Kompol Bayu Purdantono, dan lainnya.
Kedua napiter itu adalah Suhli (53) warga Pangandaran, dan Ridwan
Abdul Fatah (30) asal Ciamis yang sama-sama sempat terlibat jaringan
Jamaah Ansarul Daulah (JAD).
“Alhamdulillah, saya sudah berikrar kembali setia kepada NKRI, dan
hanya ingin diterima kembali di masyarakat,” ujar Suhli saat ditemui
di Lapas Kelas IIB Majalengka, Selasa (9/1/2024).
Ia mengaku kapok terlibat kelompok radikal yang pada akhirnya
menjerumuskannya dalam jaringan teroris hingga divonis hukuman tiga
tahun penjara.
Senada, Ridwan Abdul Fatah juga mengaku bersyukur diberi kesempatan
untuk berikrar kembali setia kepada NKRI di Lapas Kelas IIB Majalengka
setelah terlibat JAD.
Ridwan sendiri dijatuhi vonis empat tahun penjara dan sempat
dieksekusi ke Lapas Sentul sebelum akhirnya dipindahkan ke Lapas Kelas
IIB Majalengka beberapa bulan lalu.
“Saya ingin menjadi pribadi yang lebih baik, mudah-mudahan setelah
berikrar setia kepada NKRI bisa diterima kembali oleh masyarakat,”
kata Ridwan Abdul Fatah.
Sementara Kepala Lapas Kelas IIB Majalengka, Wawan Irawan,
menyampaikan, ikrar itu menandakan Suhli dan Ridwan kembali ke pelukan
Ibu Pertiwi.
Selain itu, menurut dia, keduanya pun baru dua bulan dipindahkan ke
Lapas Kelas IIB Majalengka, karena sebelumnya menjalani masa tahanan
di Lapas Sentul.
Pihaknya mengakui, saat ini napiter di Lapas Kelas IIB Majalengka
hanya mereka berdua, tetapi telah berikrar kembali setia kepada NKRI.
“Untuk pembinaannya sama seperti warga binaan lainnya, tetapi kami
tetap berkoordinasi dengan TNI, Polri, BNPT, Densus 88, dan lainnya,
karena berkaitan deradikalisasi,” ujar Wawan Irawan.