Jakarta – Terorisme menjadi ancaman bagi seluruh masyarakat di Indonesia. Pun para pelakunya yang disebut teroris, juga menjadi momok menakutkan bagi masyarakat.
Stigma negatif itulah yang menjadi permasalahan dan kendala bagi mantan narapidana terorisme (napiter) untuk kembali ke lingkungan keluarga dan masyarakat. Hal itu dialami beberapa mantan napiter yang ada di sekitar Solo Raya seperti Heri S dan Ustaz Agus Mahmudi.
Keduanya harus berusaha untuk bertahan dan bangkit dengan berbagai upaya dan jerih payah. Tidak hanya untuk memperbaiki citra pada diri, tetapi juga berusaha untuk berguna bagi keluarg dan masyarakat.
Hebatnya, Heri dan Agus berusaha bertahan dan berjuang untuk perubahan masa depannya melalui kegiatan sosial kemanusiaan dalam sebuah lembaga bernama Yayasan And We Care. Yayasan ini bergerak dalam bidang kemanusiaan dan berkantor resmi di Jl. Lurik No.10 Ngruki Cemani Grogol Sukoharjo.
Sampai saat ini, keduanya juga selalu pro aktif merencanakan, mensosialisasikan, menjalankan dan melaksanakan program-programnya kepada ummat dan masyarakat di seluruh Indonesia hingga ke negara-negara muslim yang memerlukan bantuan kemanusiaan.
Meskipun hanya beranggotakan inti tujuh orang sebagai penggerak dengan didukung oleh para anggota dan relawan di setiap wilayah di Solo Raya, Yogyakarta dan Magetan, organisasi dan kepengurusan Yayasan And We Care selama ini cukup efektif.
Pasalnya, misi kemanusiaan yang telah dilakukan selama ini bisa dirasakan oleh ummat dan masyarakat, terutama di daerah-daerah yang terdampak bencana maupun umat muslim di negara negara islam seperti Suriah, Palestina maupun minoritas muslim di Myanmar.
Heri pun mengaku pernah memiliki kesalahan yang besar dan sangat merugikan orang. Karena itu, saat ini Heri ingin melakukan hal-hal yang bermanfaat dan positif untuk banyak orang di Indonesia bahkan di seluruh dunia.
“Dulu kami memang pernah mempunyai kesalahan, yang waktu itu berakibat merugikan orang lain, keluarga dan diri juga kami sendiri,” kata Heri dalam keterangannya Selasa (23/2/2021).
“Untuk itu agar teman-teman eks napiter tidak merasa berkecil hati dan merasa dikucilkan di tengah masyarakat dan agar tidak mengulangi kesalahan yang sama kami juga mengajak mereka untuk ikut bergabung dalam kegiatan yang positif, bermanfaat bagi ummat, lingkungan dan masyarakat,” ucap Heri.
“Kami mewadahi mereka dalam organisasi kemanusiaan dan keislaman agar mereka lebih terkontrol lebih terarah, dan alhamdulillah semenjak dirintis sampai dengan berdirinya Yayasan And We Care tidak ada permasalahan,” imbuh Agus.
“Kami selalu open, terbuka dengan siapa saja termasuk dengan pihak aparat, masyarakat maupun dengan organisasi/lembaga lembaga lainya dan kehadiran kami selama ini juga di sambut baik oleh masyarakat,” terang Agus.
Tak lupa, Heri dan Agus mengucapkan terima kasih atas dukungan yang diberikan selamanya ini. Mereka juga selalu membuka pintu kepada seluruh masyarakat untuk memberikan saran jika ada yang tidak pas dengan program yayasan yang melanggar aturan pemerintah.
“Terima kasih atas partisipasinya dan komunikasi nya selama ini ke keluarganya, ke yayasan juga ke para pengurus takmir masjid Al Furqoon Dk. Macanan Jemawan Jatinom,” kata Agus.
“Jika ada perihal terkait program yayasan yang tidak pas, yang menyimpang atau ada unsur akan melanggar aturan dari pemerintah, yang nantinya akan menimbulkan masalah atau melanggar hukum agar di sampaikan, agar apa yang dilakukan oleh yayasan betul-betul rahmatan lil alamin untuk umat dan masyarakat,” ucap Agus.