Yala – Sedikitnya 20 orang terluka ketika dua bom meledak di depan kantor pemerintah Provinsi Yala di Thailand selatan.
Ledakan terjadi ketika para pemerintah lokal provinsi perbatasan selatan itu sedang mengadakan pertemuan untuk membahas virus corona.
Menurut laporan, pada ledakan pertama, sejumlah pejabat bergegas ke luar untuk melihat apa yang terjadi. Pada saat itulah ledakan kedua terjadi.
“Bom pertama adalah granat di luar pagar kantor SBPAC untuk menarik orang keluar,” kata Kolonel Pramote Prom-in, seorang jurubicara keamanan regional, pada Reuters, Rabu, (18/3).
“Lalu sebuah bom mobil meledak, sekitar sepuluh meter dari ledakan pertama.”
“Ini disembunyikan di truk pick-up tempat para pelaku parkir di dekat pagar.”
Rekaman CCTV menunjukkan penyerang memarkir truk pick-up di luar gedung. Dia kemudian meletakkan sesuatu di jalan terdekat dan dijemput dengan sepeda motor.
Cuplikan itu juga menunjukkan mobil dan pejalan kaki berada di jalan, sebelum flash oranye dan asap hitam memenuhi layar.
Sejumlah pejalan kaki terlihat terlempar ke tanah oleh ledakan.
Pramote mengatakan bahwa di antara orang yang terluka, lima wartawan, lima petugas polisi, dua tentara, dan para pengamat lainnya.
Belum ada klaim tanggung jawab langsung atas serangan tersebut.
Kantor di lokasi ledakan bom itu berfungsi untuk menampung para pejabat yang mengawasi administrasi tiga provinsi (Narathiwat, Pattani, dan Yala). Ketiga provinsi yang didominasi warga Muslim itu merupakan tempat pemberontakan separatis yang sudah menewaskan sekitar 7.000 orang sejak 2004.
Konflik berkobar-kobar di sana karena kelompok-kelompok gerilyawan menuntut kemerdekaan untuk daerah itu.