Brussels – Kepala Badan Keamanan Belgia (OCAD), Paul Van Tigchelt mengungkapkan dua anggota ISIS asal Belgia kabur dari tahanan di Suriah Utara dalam serangan Turki melawan pasukan Kurdi di wilayah tersebut.
Van Tigchelt pada Kamis (17/20), mengatakan kepada komisi parlemen bahwa dua pria dan tiga perempuan, baik dari Belgia ataupun yang terkait dengan Belgia, tidak lagi berada di tahanan di salah satu kamp, tempat mereka ditahan di bawah kendali Kurdi sejak kekalahan ISIS oleh pasukan koalisi pimpinan AS pada 2017.
Pejabat Kurdi menyebutkan hampir 800 warga asing berafiliasi dengan ISIS, banyak di antaranya perempuan dan anak-anak, kabur dari kamp Ain Issa di Suriah timur laut setelah serangan Turki dimulai pekan lalu. Ada juga kekhawatiran bahwa para gerilyawan yang ditahan di penjara di daerah kekuasaan Kurdi di Suriah utara dapat lolos.
“Tidak mungkin FTF dapat menjangkau benua Eropa dengan tidak ketahuan atau tidak dikendalikan,” kata Van Tigchelt, mengacu akronim petempur teroris asing
, di mana sekitar 55 warga asing di Suriah memilik hubungan dengan Belgia.
“Ini tidak mungkin, tetapi Anda harus memperjelas bahwa ini bukan tidak mungkin. Dan tidak mungkin selama, misalnya, kesepakatan yang dipegang Turki dengan Uni Eropa berlaku,” ujar Van Tigchelt, dikutip Reuters, Kamis (17/10).
Uni Eropa dan Turki hasilkan kesepakatan pada 2016, di mana Turki sepakat untuk membawa pulang migran, menindak perdagangan manusia dan memperbaiki kondisi para pengungsi dengan imbalan bantuan senilai 6 miliar euro dan liberalisasi visa.