DPRD Jateng Tekankan Pentingnya Implementasi Pancasila di Masyarakat

DPRD Jateng Tekankan Pentingnya Implementasi Pancasila di Masyarakat

Banyumas – Ketua Komisi C DPRD Provinsi Jawa Tengah, Bambang Haryanto Bahrudin (BHB), mendorong penguatan nilai-nilai Pancasila di masyarakat Banyumas dan Cilacap. Pesan itu ia sampaikan saat menghadiri kegiatan penguatan ideologi Pancasila di Balai Desa Purwojati, Kecamatan Purwojati, pada Senin (1/12/2025).

Acara yang diikuti sekitar 100 peserta dari berbagai desa tersebut juga diwarnai dengan pemberian santunan bagi warga difabel. BHB menilai penguatan ideologi menjadi kebutuhan mendesak di tengah meningkatnya tantangan kebangsaan.

“Kegiatan ini menjadi bagian dari upaya meliterasi sekaligus meregulasi masyarakat. Temanya berganti-ganti, dan hari ini kami mengangkat Pancasila sebagai bintang penuntun,” ujarnya.

Menurut BHB, Pancasila bukan hanya doktrin yang diajarkan, tetapi nilai yang perlu diterapkan dalam kehidupan nyata. Ia menekankan bahwa Bung Karno tidak menciptakan Pancasila, melainkan menggali nilai-nilai luhur yang sudah hidup dalam budaya Indonesia.

“Yang kini penting adalah implementasinya—bagaimana kita menjaga kerukunan, memperkuat persatuan, menjalankan demokrasi sesuai sila keempat, dan mewujudkan keadilan sosial yang sampai hari ini masih menjadi pekerjaan besar,” katanya.

BHB menjelaskan bahwa kegiatan tersebut merupakan bagian dari program peningkatan kualitas demokrasi DPRD Jateng melalui forum diskusi kelompok (FGD).

“Ini bentuk bonding antara wakil rakyat dan masyarakat. Di zaman sekarang, kritik setajam apa pun kepada DPRD adalah hal yang biasa,” tambahnya.

Acara bertema Pancasila Sebagai Bintang Penuntun itu juga menghadirkan tokoh masyarakat Banyumas, Hadi Wasikun, dan Komisioner Bawaslu Banyumas, Yon Daryono.

Hadi Wasikun dalam pemaparannya menegaskan bahwa Pancasila adalah manifestasi dari kepribadian bangsa yang digali oleh Bung Karno.

“Nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, demokrasi, dan keadilan sudah lama hidup di bumi Indonesia. Karena itu Bung Karno menyebut dirinya penggali Pancasila, bukan pencipta,” tuturnya.

Ia menjelaskan bahwa pemikiran Bung Karno mengenai Pancasila dan marhaenisme terekam dalam banyak tulisan penting, sehingga layak dipelajari secara mendalam untuk memahami ajaran dasar para pendiri bangsa.

“Pancasila menjadi pandangan hidup bangsa karena selaras dengan nurani manusia. Bahkan Bung Karno menyebut kandungan Pancasila lebih tinggi daripada Manifesto Komunis maupun Declaration of Independence,” ujarnya.

Hadi pun mendorong peserta untuk terus memperdalam pemahaman tentang nilai-nilai ideologis dan tidak segan memberikan kritik konstruktif dalam forum diskusi. Kegiatan ditutup dengan dialog terbuka antara peserta dan narasumber mengenai penerapan nilai-nilai Pancasila dalam keseharian, khususnya di tingkat desa.