Palu – Kapolda Sulawesi Tengah (Sulteng) Brigjen Pol. I Ketut Argawa menyatakan bahwa ia akan tetap mengutamakan penyelesaian persoalan terorisme di Kabupaten Poso, dengan terus melakukan pengejaran terhadap sejumlah anggota kelompok Santoso yang masuk dalam daftar pencarian orang (DPO) kepolisian.
“Masih tetap menjadi prioritas,” kata Kapolda seperti dikutip Antaranews.com usai upacara penyambutan dan pelepasan Kapolda Sulteng di halaman Markas Polda Sulteng, Rabu (17/1/2018).
Seperti diketahui, Brigjen Pol. I Ketut Argawa merupakan Kapolda Sulteng yang baru menggantikan Brigjen Polisi Rudy Sufahriadi yang dimutasi menjadi Komandan Korps Brimob Polri. Keduanya dilantik oleh Kapolri Jenderal Pol. Tito Karnavian di Mabes Polri, Jakarta pada Kamis (11/1/2018) lalu.
Terkait dengan konflik di Poso, kata Kapolda, pihaknya akan mengedepankan fungsi pembinaan masyarakat (Binmas) namun kepada kelompok yang diindikasikan melakukan tindakan teror, akan dilakukan penegakan hukum.
“Kita bekerja dengan pendekatan yang lebih lembut,” kata mantan Kepala Biro Analis Badan Intelkam Polri itu.
Alumni Akpol tahun 1985 ini menyatakan dirinya akan mempelajari kembali program-program dari Kapolda sebelumnya, termasuk juga melanjutkan program yang sudah dijalankan, salah satunya menuntaskan kelompok Santoso di Poso, yang juga menjadi tujuan pemerintah saat ini.
“Saya dulu pernah melaksanakan Operasi Sintuwu Maroso di Poso,” kata Argawa yang pernah bertugas di Polda Sulteng itu.
Salah satunya dengan melakukan pendekatan bagi keluarga yang terindikasi masuknya pemahaman-pemahan radikal.
Menurut Kapolda, dulu Sulteng dikenal dengan daerah konflik, hingga dilakukan operasi yakni Operasi Tinombala oleh Polda Sulteng yang saat ini masih sedang berlangsung di Poso dengan dukungan TNI.
Namun, situasi Kambtibmas secara umum sudah sangat kondusif, itu tidak terlepas dari peran pengambil kebijakan termasuk masyarakat.
“Tinggal kita menuntaskan saja, mudah-mudahan kita mendapatkan dukungan dari pemerintah daerah, termasuk masyarakat untuk bisa menyelesaikannya,” kata rekan satu angkatan dengan Kepala BNPT, Komjen Pol. Drs. Suhardi Alius, MH ini mengakhiri.
Mantan Kapolda Sulteng Brigjen Polisi Rudy Sufahriadi beberapa waktu lalu mengatakan Presiden Joko Widodo memberikan perintah kepada Satuan Tugas (Satgas) Operasi Tinombala untuk tetap fokus mengejar tujuh anggota Mujahidin Indonesia Timur (MIT) yang melakukan aksi-aksi teror di wilayah Poso selama ini.
Tujuh orang DPO yang tersisa menjadi target perburuan yakni Ali Muhammad alias Ali Kalora alias Ali Ambon asal Poso. Muhammad Faisal alias Namnung alias Kobar asal Poso. Qatar alias Farel asal Bima NTB. Nae alias Galuh asal Bima NTB. Basir alias Romzi asal Bima NTB. Abu Alim dan Kholid asal Bima NTB.