Kabul – Pemerintah Afghanistan kembali membebaskan sekitar 200 anggota Taliban yang mereka tahan. Langkah itu dilakukan agar negosiasi perdamaian yang lama tertunda dapat segera terlaksana.
Seperti dikutip AFP, Rabu (2/9/2020), pembebasan terbaru ini masih bagian dari kelompok 400 tahanan Taliban “garis keras”, yang nasibnya telah memicu terhentinya negosiasi perdamaian antara pemerintah dan kelompok militan itu untuk mengakhiri hampir dua dekade perang di Afghanistan.
Kelompok tahanan ini dibebaskan dari penjara utama di ibu kota Kabul pada Senin (31/8) malam dan Selasa (1/9) waktu setempat. Pada saat yang bersamaan, enam anggota pasukan khusus Afghanistan yang ditahan oleh Taliban dibebaskan, kata para pejabat setempat.
“Kami ingin menyelesaikan pertukaran tahanan sehingga kami dapat memulai proses perdamaian sesegera mungkin,” kata seorang pejabat senior pemerintah Afghanistan, yang menolak disebutkan namanya, Rabu (2/9).
Sebanyak 400 tahanan Taliban itu merupakan bagian terakhir dari 5.000 tahanan Taliban yang disepakati untuk dibebaskan dari penjara Afghanistan sebagai bagian dari perjanjian bulan Februari antara AS dan Taliban yang memungkinkan penarikan pasukan AS. Pembebasan mereka merupakan syarat untuk memulai pembicaraan antara pemerintah Afghanistan dan Taliban.
Pemerintah Afghanistan awalnya enggan untuk melepaskan beberapa dari 400 tahanan, yang disebut terlibat dalam sejumlah kejahatan terburuk. Termasuk serangan besar seperti pengeboman truk tahun 2017 di dekat Kedutaan Besar Jerman di Kabul.
Namun kemudian pemerintah bersedia membebaskan para tahanan Taliban itu, setelah kelompok Taliban terlebih dulu membebaskan 24 anggota pasukan khusus dan pilot Afghanistan.