Dorong Diskriminasi, Permusuhan, Genosida, Islamofobia Itu Krisis Global

Jakarta – Islamofobia kerap kali merusak hubungan antar agama maupun
diplomasi negara. Karena itu bisa disimpulkan bahwa Islamofobia adalah
krisis global.

Hal itu dikatakan disimpulkan Ketua MUI Bidang Hubungan Luar Negeri
dan Kerjasama Internasional (HLNKI), Prof Sudarnoto Abdul Hakim saat
dikukuhkan sebagai Guru Besar Ilmu Sosial Humaniora Universitas Islam
Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Rabu (29/11/2023). Pada
pengukuhan tersebut, Prof Sudarnoto menyampaikan orasi ilmiah berjudul
“Krisis Global: Kajian Sejarah dan Karakteristik Islamofobia”.

“Disebut krisis global karena Islamofobia mendorong diskriminasi,
permusuhan, tindakan, pengucilan, kekerasan, genosida yang terjadi di
banyak wilayah negara dan bahkan berpotensi kuat merusak hubungan
antaragama dan diplomasi beberapa negara,” ujar Sudarnoto.

Prof Sudarnoto mengungkapkan bahwa Islamofobia memiliki daya rusak
yang serius. Tidak mengherankan bila kemudian PBB menyepakati 15 Maret
sebagai hari memerangi Islamofobia.

“Sentimen agama yang berkombinasi dengan sentimen kultural politik
semakin memperkuat islamofobia, isu ini mengalami transformasi karena
digerakkan oleh negara maupun lembaga dengan sistemik dan ekstensif, ”
ungkapnya.

Menurutnya, PBB perlu membuat resolusi mengenai genosida dan islamofobia.

“Dari survei yang dilakukan oleh sejumlah lembaga survei bereputasi
internasional, saya juga memperoleh data-data tentang perundungan,
pengucilan, diskriminasi, dan bahkan tindakan kejahatan yang
dimotivasi oleh spirit Islamofobia,” katanya.

Prof Sudarnoto menjelaskan ada lima jenis Islamofobia mulai dari
cultural Islamophobia, humanitarian Islamophobia, religious
islamophobia, political islamophobia, dan genosidal islamophobia.

Cultural islamophobia, kata dia, adalah Islamofobia yang
disebarluaskan melalui budaya seperti yang terjadi di India melalui
lagu-lagu. Sedangkan humanitarian islamophobia adalah Islamofobia
melalui proyek-proyek kemanusiaan yang sifatnya diskriminatif.

“Selain itu, terdapat religious islamophobia maupun political
islamophobia yang dijelaskan melalui sentimen politik, serta genocidal
islamophobia yang mencakup genosida, penggusuran, dan pembunuhan
massal seperti yang terjadi di Palestina saat ini yang dilakukan oleh
Israel belakangan ini,” tuturnya