Doa Kebangsaan Serentak: Ribuan Umat Bersatu Panjatkan Doa untuk Indonesia Damai

Jakarta – Kementerian Agama RI menginisiasi Doa Kebangsaan yang digelar serentak oleh seluruh Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat (Ditjen Bimas) pada Kamis (6/9). Ditjen Bimas Islam memusatkan Istighosah Kebangsaan di Masjid Istiqlal, Jakarta, sementara Ditjen Bimas Kristen, Katolik, Hindu, Buddha, serta Pusat Bimbingan dan Pendidikan Khonghucu menggelar doa bersama secara daring, diikuti ribuan umat dari berbagai daerah.

Salah satunya, Doa Kebangsaan yang digelar Ditjen Bimas Katolik berhasil menyatukan lebih dari 3.300 umat Katolik dari seluruh Indonesia melalui ruang virtual. Para pastor, suster, tokoh agama, penyuluh, ASN Katolik, hingga umat Katolik umum turut larut dalam doa bersama demi terciptanya Indonesia yang damai dan sejahtera.

Direktur Jenderal Bimas Katolik, Suparman, menegaskan bahwa doa memiliki kekuatan rohani untuk memperkokoh persatuan bangsa.

“Doa yang kita panjatkan malam ini menjadi sumber kekuatan mempererat persaudaraan sekaligus mengokohkan komitmen kebangsaan demi Indonesia yang damai dan sejahtera,” ujarnya.

Dalam doa yang dipimpin Romo Aloysius Budi Purnomo, umat Katolik memohon agar Tuhan menjadikan mereka pembawa damai, cinta kasih, pengampunan, kebenaran, kerukunan, dan sukacita di tengah kehidupan bermasyarakat. Doa juga dipanjatkan bagi para pemimpin bangsa, termasuk Presiden dan Wakil Presiden, agar diberi kebijaksanaan dalam memimpin Indonesia ke arah yang lebih baik.

Sekretaris Eksekutif Konferensi Waligereja Indonesia (KWI), RD. Paulus Christian Siswantoko, menambahkan bahwa doa bersama ini diharapkan membawa ketenangan batin dan kejernihan pikiran bagi masyarakat maupun pemerintah.

“Sebagai orang beriman, kita percaya bahwa dengan rahmat Tuhan, kita dapat menemukan solusi terbaik bagi bangsa dan negara,” tegasnya.

Doa Kebangsaan yang digagas Kementerian Agama ini menjadi simbol solidaritas lintas iman, sekaligus meneguhkan bahwa doa adalah pilar penting dalam menjaga persaudaraan sejati dan memperkuat fondasi kebangsaan Indonesia.