Bantul – Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dinilai telah
berhasil dalam membumikan praktik toleransi beragama. Salah satunya di
wilayah Sorowajan yang baru-baru ini menjadi sorotan saat menjadi
tempat pelaksanaan Haul Gus Dur ke-14.
Ketua Panitia Haul Gus Dur ke-14, Firda Ainun mengungkapkan, wilayah
Sorowajan dianggap sebagai contoh praktik baik. Hal ini dikarenakan,
di sana kuburan digunakan secara bersama, rumah ibadah berdekatan satu
sama lain dan persoalan sosial cukup rendah.
“Oleh karena itu, kami memilih Sorowajan sebagai lokasi Haul Gus Dur,
beberapa waktu lalu. Karena tergambar miniatur Indonesia dengan
masyarakat yang hidup secara harmonis dan rukun,” ujar Firda, Kamis
(25/1/2024).
Pihaknya menyebut, strategi yang diterapkan melibatkan seluruh agama
adalah melalui pembangunan kesadaran terlebih dahulu. Apabila telah
tercipta maka terjadi kebersamaan, meskipun dari latar belakang agama
yang berbeda.
“Strateginya yang biasa dilakukan melalui kerja-kerja GUSDURian yaitu
membangun kesadaran terlebih dahulu. Kemudian pengorganisasian ini
adalah problem dan perlu diselesaikan secara bersama-sama,” jelasnya.
Sebelumnya, pihaknya telah melaksanakan sejumlah kegiatan untuk
mengakomodir semangat itu. Seperti pertemuan rutin, cangkruan yang
diadakan setiap pekan, jalan-jalan toleransi dan forum 17an.
“Kegiatan-kegiatan ini diselenggarakan dengan tujuan mempererat
persaudaraan di antara jaringan GUSDURian dan merawat toleransi.
Harapannya agar ruang ini bukan hanya jadi tempat berbagi, tetapi
menjadi wadah diseminasi gagasan. Agar terus terlibat dalam proses
demokratisasi setiap saat, tidak hanya saat pemilihan lima tahunan,”
tuturnya.
Upaya ini menggambarkan komitmen dalam menciptakan kerukunan dan
keadilan di berbagai aspek kehidupan masyarakat. “Kami juga memiliki
jaringan dengan latar belakang organisasi atau komunitas keagamaan dan
kepercayaan. Dalam jejaring ini, kami berdiskusi dan bekerja sama
mewujudkan masyarakat adil, setara dan bebas dari kekerasan,”
tandasnya.