Beirut – Otoritas keamanan Lebanon telah menahan seorang pengungsi Palestina yang diduga terlibat dengan kelompok teroris ISIS dalam melancarkan dua aksi teror racun.
Dikutip dari AFP, pengungsi Palestina tersebut, yang berusia 20-an tahun, mengaku memiliki hubungan dengan seorang anggota ISIS di Suriah.
“Dia mendapat tugas untuk membuat bahan peledak dan meramu racun,” kata kepala pasukan keamanan Lebanon dalam pernyataannya, Kamis (27/9/2018).
Ditambahkannya, tersangka telah meracik sejumlah racun mematikan bersama dengan seorang rekannya yang tinggal di negara asing untuk dua aksi teror yang berbeda.
“Pertama adalah meracuni salah satu tangi air dari mana truk Lebanon mendapat pasokan air setiap harinya untuk kemudian dibawa ke barak tentara.”
“Sedangkan teror kedua yakni menimbulkan keracunan massal di sebuah negara asing melalui makanan beracun selama masa liburan,” lanjut pernyataan itu.
Setelah ditahan, tersangka asal Palestina itu telah dirujuk ke otoritas peradilan yang bersangkutan, sementara pihak berwenang masih mencari rekan tersangka yang turut terlibat.
Lebanon telah terdampak oleh perang sipil yang terjadi di negara tetangganya, Suriah, yang meletus sejak Maret 2011. Pasukan keamanan di negara itu telah berulang kali menahan orang-orang yang dicurigai sebagai anggota ISIS.
Mereka yang ditahan biasanya akan diadili oleh pengadilan militer, namun pelaksanaan persidangan kerap tertunda dan berlarut-larut karena banyaknya kasus.
Lebanon juga menjadi salah satu negara yang menjadi sasaran aksi teror bom bunuh diri yang diklaim dilakukan ISIS.
Kelompok ekstremis pada Agustus 2017 lalu telah melancarkan evakuasi di wilayah perbatasan Lebanon dengan Suriah di bawah kesepakatan untuk mengakhiri tiga tahun kehadiran kelompok tersebut di sana.