Direktur Kemahasiswaan Ditjen Dikti, Dr. Didin Wahidin menyatakan bahwa terorisme adalah paham yang mengingkari ajaran semua agama yang mengajarkan kedamaian bagi sesama. Hal ini disampaikannya dalam “Dialog Pencegahan Paham Radikal Terorisme dan ISIS di Kalangan Perguruan Tinggi”, pada hari Selasa (19/09), di Universitas Mulawarman, Samarinda.
“Semua agama, misal Islam yang saya ketahui, pasti mengajarkan kedamaian di antara seluruh manusia. Karena itu paham terorisme yang membahayakan adalah pengingkaran kepada ajaran agama,” kata Didin di hadapan para peserta. “Paham radikalisme dan terorisme bisa muncul karena kesalahan atau kekurangan dalam memahami agama,” tambahnya.
Didin menganggap bahwa soal pemahaman keagamaan, di Indonesia banyak sekali para ahli agama yang pengetahuannya mendalam. Namun biasanya paham terorisme diyakin oleh orang yang kurang pendidikan agamanya, atau biasanya hanya belajar agama dari internet. Selain itu ia juga menyayangkan kehidupan keragaman antar agama yang belakangan kurang kondusif.
“Di negara kita ini kehidupan keberagamaan sangat kuat. Banyak sekali orang yang menjalankan ibadah agamanya secara rutin sehari-hari. Tapi soal kehidupan keberagaman antar agama, belakangan ini kita semakin lupa dengan prinsip Bhinneka Tunggal Ika,” kata Didin.
“Dialog Pencegahan Paham Radikal Terorisme dan ISIS di Kalangan Perguruan Tinggi” ini diselenggarakan atas kerjasama Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) dengan Ditjen Dikti Kemenristek. Dialog ini diadakan untuk mengkampanyekan bahaya paham terorisme, sekaligus mengajak partisipasi masyarakat untuk mencegah masuknya pengaruh paham terorisme.
Pada kegiatan kali ini, acara dihadiri lebih dari 300 peserta dari kalangan dosen, guru, mahasiswa dan pelajar dari berbagai universitas dan sekolah di Samarinda dan beberapa kota di sekitarnya. Acara semacam ini secara rutin digelar oleh BNPT di berbagai daerah di Indonesia.