Jakarta – Aparat keamanan yang terdiri dari gabungan personil TNI dan Polri terus mengobrak-abrik lokasi persembunyian teroris kelompok Santoso di belantara hutan Sulawesi Tengah. Tidak hanya itu, aparat bahkan telah menutup akses keluar masuk yang biasa dilalui oleh anggota kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT) pimpinan Santoso untuk mengambil persediaan makan dan amunisi lainnya.
Kapolda Sulteng Brigjen Pol Rudy Sufahriadi bahkan sangat yakin bahwa penangkapan kelompok Santoso tinggal menunggu waktu saja. Ia menjelaskan bahwa pihaknya telah memantau sejumlah titik-titik penting yang disinyalir menjadi akses keluar masuk kelompok Santoso.
Sebelumnya, aparat telah menangkap seorang anggota kelompok Santoso yang turun ke pemukiman warga di kaki gunung untuk mengambil persediaan logisitik dan amunisi yang dipasok oleh pihak yang disebut sebagai ‘orang kota’. Pemuda tanggung berusia 19 tahun berinisial MAQ alias S Brother itu kini mendekam di tahanan Polda Sulteng untuk menjalani pemeriksaan.
Kini, dengan ditutupnya sejumlah jalur penting yang biasa digunakan sebagai akses keluar masuk hutan oleh kelompok Santoso, para teroris itu diyakini semakin terpojok dan mulai kehabisan persediaan makanan. Pada tanggal 24 Maret 2016 yang lalu bahkan beredar foto dan kabar bahwa kelompok Santoso terpaksa memanggang Anoa demi mengganjal perut yang telah lama tidak mendapat pasokan dari ‘orang kota’.
(baca : kelaparan, kelompok santoso bakar anoa di hutan)
Santoso sendiri telah menjadi buron selama lebih dari tiga tahun, ia pun memimpin para begundal lain di kelompok MIT untuk menjadi pendukung kelompok teroris internasional ISIS.