Niamey – Sebanyak 29 tentara tewas di Niger barat dalam serangan yang
diduga dilakukan oleh kelompok militant teroris yang mengatasnamakan
Islam. Atas kejadian ini Kementerian Pertahanan Niger pada Senin malam
menyatakan masa berkabung nasional selama tiga hari.
“Para tentara tersebut menjadi sasaran menggunakan alat peledak
rakitan dan kendaraan kamikaze oleh lebih dari seratus teroris,” kata
kementerian itu dalam sebuah pernyataan yang disiarkan televisi,
seperti dikutip AFP, Selasa (3/10/2023).
“Dua tentara terluka parah dan belasan teroris juga tewas,” imbuh
Kemenhan Niger.
Serangan itu terjadi di dekat perbatasan negara itu dengan Mali.
Kementerian mengatakan, insiden terjadi selama operasi militer yang
bertujuan untuk menetralisir ancaman yang ditimbulkan oleh ISIS di
wilayah tersebut.
“Komunikasi dari para teroris, yang terpaksa mundur, telah disadap”,
kata kementerian tersebut, seraya menambahkan bahwa para penyerang
“mendapatkan keuntungan dari keahlian luar,” bunyi keterangan itu
lebih lanjut.
Pemberontakan militan telah melanda wilayah Sahel di Afrika selama
lebih dari satu dekade. Kemudian pecah di Mali utara pada tahun 2012
sebelum menyebar ke negara tetangga Niger dan Burkina Faso pada 2015.
Daerah tiga perbatasan antara Niger, Mali dan Burkina Faso sering
menjadi lokasi serangan militan yang berafiliasi dengan kelompok ISIS
dan Al-Qaeda.
Kekerasan tersebut telah memicu pengambilalihan kekuasaan oleh
militer di ketiga negara tersebut, dengan Niger menjadi negara
terakhir yang melakukan kudeta pada 26 Juli yang menggulingkan Mohamed
Bazoum, presiden yang terpilih secara demokratis.
Pada Agustus, setidaknya 17 tentara Niger tewas dan 20 lainnya
luka-luka dalam serangan yang diduga dilakukan oleh kelompok jihad di
dekat perbatasan antara Niger dan Burkina Faso.