Kuala Lumpur – Wakil Perdana Menteri Malaysia, Ahmad Zahid Hamidi, mengatakan, pemerintah Malaysia mendirikan lembaga studi Pusat ASEAN untuk Islam, Perdamaian, dan Non-Kekerasan, di Universitas Sultan Azlan Shah (USAS). Pusat studi itu dapat meningkatkan peran bangsa dalam melawan terorisme dan ekstrimisme di tingkat internasional.
Hal itu dikatakan Ahmad Zahid Hamidi, ketikah menutup Konferensi Dunia ke-4 tentang Pemikiran dan Peradaban Islam (WCIT) di Perak, Malaysia, seperti dikutip dari ‘The Nation’, Rabu (22/11/2017). Dikatakan, pusat studi yang ada di Kuala Kangsar tersebut juga menjadi tempat Counter-Messaging Centre dapat melengkapi pekerjaan pada Pusat Perdamaian Internasional Raja Salman.
“Selain aspek militer, lembaga pusat ini juga akan fokus pada elemen akademik dengan peran utama memerangi ancaman teroris dan penyebaran propaganda dan ideologi ekstremis dan teroris. Lembaga pusat ini dibentuk dengan tujuan untuk memantau media sosial bagi setiap aktivitas dan informasi yang mencurigakan yang berkaitan dengan kelompok Negara Islam,” katanya.
Lembaga itu juga akan memantau aktivitas dan informasi yang mencurigakan dan dilakukan warga Malaysia, pejuang asing, ataupun organisasi ekstremis di Malaysia. Wacana intelektual yang akan dihasilkan dapat membawa bangsa pada solusi yang bisa dibagikan pada dunia.