Jakarta – Direktur Pencegahan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), brigjen pol Hamidin menjelaskan bahwa terorisme yang telah menjadi musuh bersama harus segera diatasi. Meski begitu, ia menegaskan bahwa terorisme tidak bisa dikalahkan hanya dengan satu cara saja. Hal ini terkait dengan luasnya dimensi dari terorisme itu sendiri.
“Penanggulangan terorisme tidak hanya bisa dilakukan dengan penegakan hukum saja (hard approach), melainkan juga perlu dengan pendekatan yang lunak (soft approach),” jelasnya siang ini saat didapuk menjadi pembicara pada Rapat Koordinasi Nasional Kemensos 2017 di hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta, siang ini, Selasa (31/01/17).
Dalam penjelasannya, Hamidin mengatakan bahwa terorisme tidak hanya muncul akibat pemahaman yang salah terhadap agama, melainkan juga karena sebab-sebab yang lain. Ia mencontohkan kasus terorisme di Poso misalnya, ia menyebut kasus di Poso dipicu oleh konflik sosial, bukan agama seperti banyak diyakini banyak pihak.
Penanggulangan terorisme, menurutnya, juga tidak hanya fokus pada pelaku teror saja, melainkan juga pada korban aksi-aksi teror. Ia menyebut korban aksi terorisme harus segera dirangkul oleh negara dan dikuatkan lagi ideologi kebangsaannya, dengan begitu, negara tidak saja memutus mata rantai terorisme dari sisi pelaku saja, tetapi juga dari segi potensi pembalasan yang bisa saja muncul dari sisi korban.