Semarang — Direktur Pencegahan BNPT, Brigjen Pol. Drs. H. Hamidin meminta GP Ansor se-Jateng untuk mewaspadai ancaman radikalisme dan terorisme yang bisa muncul dalam berbagai rupa, termasuk pola srigala tunggal.
Mantan Kapolres Jakarta itu menjelaskan bahwa kelompok teroris dengan ajaran propaganda dan aksi anarkisnya telah ada sejak lama di Indonesia. Mereka terus melakukan regenerasi dengan mengendapkan ajaran-ajaran kekerasan kepada masyarakat, hingga pada gilirannya masyarakat yang telah terpengaruh ajaran radikal-terorisme melakukan aksi kekerasan dan menimbulkan keresahan pada masyarakat luas.
Berbicara di hadapan 1000 peserta dialog pencegahan paham radikal-terorisme yang terdiri dari GP Ansor dan TNI se-Jateng, Kamis (28/04/16), Direktur Pencegahan BNPT mengingatkan bahwa terorisme merupakan ancaman nyata yang tingkat bahayanya kini semakin bertambah.
“Terorisme tidak lagi hanya dilakukan secara berkelompok, kini sudah ada serigala tunggal. Yakni mereka yang tidak memiliki keterkaitan dengan kelompok tertentu, namun mereka melakukan aksi teror secara independen,” jelasnya.
Baginya, radikalisme dan terorisme memang menjadi ancaman nyata bagi masyarakat, namun ia yakin bahwa radikalisme dan terorisme dapat dikalahkan. Karenanya ia meminta GP Ansor untuk ikut mengamankan masyarakat dari pengaruh buruk radikalisme dan terorisme.
Sebelumnya, ketua umum GP Ansor, Yaqut Cholil Qoumas, meminta anggota Ansor untuk mencopot spanduk-spanduk makar yang mengajak masyarakat anti terhadap Pancasila dan Indonesia di mana pun mereka berada.