Parapat – Direktur Pencegahan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Brigjen Pol. R. Ahmad Nurwakhid, SE, MM, membekali duta damai dunia maya tentang pemahaman radikal terorisme dan strategi antisipasinya pada Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Duta Damai Dunia Maya 2021 di Hotel Niagara, Parapat, Simalungun, Sumatera Utara, Selasa (6/4/2021). Pada kesempatan, Ahmad Nurwakhid menegaskan kembali bahwa radikalisme terorisme adalah musuh agama dan musuh negara.
“Radikalisme dan terorisme menjadi musuh agama karena tindakan, perbuatan, sikap, dan perilaku pelakunya bertentangan dengan prinsip-prinsip agama yang penuh kedamaian, toleran, ukhuwah, yang harus saling mengenali dan rahmatan lil alamin,” kata Brigjen Nurwakhid.
Tidak hanya itu, radikalisme dan terorisme, kata dia, juga menimbulkan perpecahan di antara agama dan menimbulkan fitnah di dalam agama. Radikalisme dan terorisme juga musuh negara karena paham dan ideologi yang dibawanya bertentangan dengan perjanjian yang sudah jadi kesepakatan dalam berbangsa dan bernegara yaitu konsensus nasional yakni Pancasila, UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika, dan NKRI.
“Radikalisme dan terorisme mengatasnamakan agama adalah musuh agama dan musuh negara,” kata Ahmad.
Ia menegaskan radikalisme adalah musuh kita bersama dan tidak ada kaitannya tindakan terorisme dengan agama apapun. Namun, terorisme terkait dengan pemahaman dengan pemahaman dan cara beragama umatnya.
“Yakinlah radikalisme mengatasnamakan Islam adalah fitnah bagi Islam, adalah proxy untuk menghancurkan Islam dan untuk menghancurkan bangsa Indonesia. Maka harus menjadi musuh kita bersama. Kita harus bersatu dan melawan bersama-sama,” kata Ahmad Nurwakhid.
Terorisme juga bukan monopoli satu agama melainkan ada di setiap agama, sekte, kelompok, bahkan potensial dalam setiap individu manusia. Manusia punya potensi baik dan potensi jahat. Punya potensi moderat punya potensi radikal. Karena itu akan muncul jadi niat radikal, niat jahat, kalau dipicu beberapa faktor yang faktor korelatif kriminogen.
“Pemantiknya pertama politisasi agama yang tadinya rahmatan lil alamin, jadi rahmatan lil partai, rahmatan lil kelompok. Juga pemahaman agama yang tidak kaffah ataut idak benar atau menyimpang. Mereka sangat militan, tapi kalian para duta damai dunia maya jangan kalah militan dan semangat melawan propaganda radikal terorisme,” paparnya.
Pembekalan berlangsung sangat interaktif. Bahkan para peserta duta damai dunia maya sangat antusias mendapat tambahan ilmu dan pemahaman yang dijelaskan secara gamblang oleh Direktur Pencegahan.