JAKARTA – Pemerintah Inggris menilai Indonesia berhasil menekan jumlah warga negara yang bergabung dalam kelompok militan ISIS. Maka itu, Inggris ingin mempelajari cara Indonesia memerangi kelompok ekstremis tersebut.
“Ekstremisme menjadi masalah bersama dan merupakan musuh bersama bagi Indonesia, Inggris, dan dunia. ISIS telah menyalahgunakan nama Islam dan kami mencoba mencari cara untuk melawan kelompok tersebut,” tegas Duta Besar (Dubes) Inggris untuk Indonesia, Moazzam Malik, dalam konferensi pers di Kedutaan Besar Inggris di Kuningan, Jakarta Selatan, Minggu (26/7/2015).
Menurut Dubes Moazzam, keberhasilan Indonesia dalam mencegah penyebaran ISIS tercermin dari angka warga negara Indonesia (WNI) yang bergabung dengan ISIS lebih rendah dari Inggris.
“Berdasarkan data Pemerintah Indonesia, sekira 500 WNI bergabung dengan ISIS. Sementara angka di Inggris lebih tinggi padahal jumlah penduduknya lebih sedikit,” ujarnya. Di Inggris, tercatat 1.600 penduduknya bergabung dengan ISIS di Irak dan Suriah.
“Hal ini menunjukkan Indonesia berhasil menekan perkembangan terorisme. Kami akan belajar dari Indonesia bagaimana menangani ekstremisme dan membangun toleransi,” sambungnya.
Pemerintah Inggris lantas ingin mempelajari pengalaman Indonesia dalam memerangi ISIS lewat kunjungan kenegaraan Perdana Menteri (PM) Inggris David Cameron ke Indonesia pada 27-28 Juli 2015.
Sebelumnya Cameron menyatakan ISIS sebagai salah satu ancaman terbesar yang dunia pernah hadapi. David Cameron mengungkapkan bahwa dia tertarik untuk meninjau lebih lanjut kemungkinan Inggris dapat menawarkan dukungan kontra-terorisme yang lebih praktis bagi Indonesia. Misalnya, menghancurkan pejuang ISIS dari negara barat, menyelidiki adanya kemungkinan serangan teror dan meningkatkan keamanan penerbangan.
sumber : okezone.com