Bantul – Seorang pria terduga teroris yang ditangkap Tim Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Mabes Polri di Dusun Wonocatur, Desa Banguntapan, Kecamatan Banguntapan, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta pada Rabu, (25/12) malam lalu. Terduga teroris merupakan warga Wonosari, Kabupaten Gunung Kidul.
“Saya itu tidak pernah komunikasi dengan om (pria terduga teroris) itu, tetapi dilalah (kebetulan) sekitar pukul 18.00 WIB pamit saya mau pulang ke rumahnya di Wonosari Gunung Kidul,” kata Bu Kiki, warga yang rumahnya di depan tempat bekerja pria tersebut, saat ditemui wartawan di rumahnya, Kamis, (26/12).
Pria itu disergap tim Densus 88 ketika mengendarai sepeda motor saat melintas di depan Mushala Al Muttaqin Jalan Cendrawasih Wonocatur Bantul sehabis waktu Shalat Maghrib (sekitar pukul 18.30 WIB) atau tidak jauh dari rumah tempatnya bekerja.
Menurut dia, pria yang ditangkap Densus tersebut saat itu bekerja sebagai tukang pasang plafon di rumah yang diketahuinya milik warga Gunung Kidul. Pria itu bersama dua rekannya sudah bekerja selama tiga hari di rumah yang masih dalam proses pembangunan tersebut.
“Yang kerja itu tiga orang, dua orang pulang terakhir, tetapi yang duluan pulang itu (satu orang) yang ditangkap di depan mushala sana, mereka baru tiga hari ini masang plafon,” kata Kiki yang saat itu melihat langsung peristiwa penangkapan karena kebetulan berada di belakang pria dengan sepeda motor itu.
Sepengetahuan dia, tiga orang termasuk dua rekannya tersebut merupakan warga Wonosari, Gunung Kidul, dan sesudah bekerja langsung meninggalkan tempat kerja dengan sepeda motor dan tidak menginap atau mengontrak di sekitar Wonocatur Banguntapan.
“Kebetulan kemarin itu pompa air rumah (tempat bekerja) mati, nah dibenerin bertiga, makanya sampai habis Maghrib, kebetulan saat itu saya mau pergi, jadi sempat komunikasi,” kata Kiki lagi.
Dia mengatakan, pada Kamis (26/12) pagi, dua rekannya tersebut mendatangi rumah Kiki dan menanyakan perihal penangkapan temannya itu, namun karena ketakutan dirinya tidak memberikan penjelasan, dan menyarankan menanyakan ke aparat kepolisian.
“Dua temannya tanya itu (penangkapan), tadi pagi ke sini, saya benar-benar takut. Kalau orangnya itu masih muda ada jenggot, saat itu pakai celana ‘training’ sama kaos. Perawakan sedang, kira-kira usianya 30 tahun ke atas,” katanya pula.
Tutik, pedagang makanan yang rumahnya tidak jauh dari lokasi kejadian mengatakan saat terjadi penangkapan pria terduga teroris tersebut, banyak warga berkerumun serta aparat kepolisian lalu lalang.
Menurut dia, setelah operasi penangkapan itu banyak diperbincangkan warga, ternyata ada Tim Densus 88 yang melakukan penangkapan terduga sebagai pelaku teror yang bekerja sebagai buruh bangunan persis di utara rumahnya.
“Kaget, tahu-tahu pada ribut di sekitar musala sana, kalau saya tidak tahu persis, cuma dengar-dengar warga pada bilang Densus 88 nangkap teroris,” katanya lagi.