Diduga Teroris, Densus 88 Tangkap Pengemudi Ojol dan Pedagang Ayam di Majalengka

Majalengka – Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror menangkap dua terduga teroris di Desa Rajagaluh Kidul, Kecamatan Rajagaluh, Kabupaten Majalengka, Jawa Barat, Selasa (19/11). Keduanya ditangkap dalam waktu berbeda.

Kedua terduga teroris yang ditangkap adalah seorang pengemudi ojek online berinisial AI dan seorang pedagang ayam berinisial Juh.

AI adalah warga Dusun Cakraningrat, RT 06/03, Desa Rajagaluh Kidul. Sementara Juh adalah warga RT 06/03 , Dusun Aryakiban, Desa Rajagaluh Kidul. Di rumah kedua terduga teroris yang bertetangga itu kini dipasangi garis polisi.

Menurut keterangan Sekretaris Desa Rajagaluh Kidul, Kecamatan Rajagaluh, Dani Agus Rianto, tersangka AI ditangkap sekitar pukul 06.00 WIB sepulang mandi dari sungai oleh sekitar delapan orang anggota kepolisian berpakaian preman. Sedangkan Juh ditangkap siang sekira pukul 11.00 WIB.

Saat penangkapan, kata Dani Agus, warga sekitar kaget karena melihat beberapa kendaran polisi ditumpangi anggota kepolisian berseragam khusus dan lengkap dengan senjata laras panjang. Mereka langsung mengamankan AI serta mengambil sejumlah barang dari dalam rumah terduga teroris.

Siangnya sekitar pukul 11.00, Densus 88 kembali datang ke Rajagaluh menangkap Juh yang rumahnya berbeda blok. Juh ditangkap di sekitar rumahnya dan dari rumah tersebut pihak Densus juga nampak mengamankan sejumlah barang.

Di rumah Juh hanya ada ibunya yang katanya sudah tua. Dia diduga tidak mengetahui apapun yang dilakukan oleh anaknya tersebut.

Sekitar pukul 17.45 WIB, petugas kemudian mendatangi rumah AI dan memasang garis polisi. Selain itu petugas melakukan pemeriksaan di dalam rumah tersebut kemudian membawa sejumlah barang. Dua orang polwan saat keluar rumah nampak menggendong dua anak balita AI.

“Dari kedua rumah keduanya petugas mengamankan beberapa barang, namun tidak diketahui apa isinya,” kata Dani.

“Kedua terduga ini semuanya sudah berkeluarga dan memiliki anak,” lanjutnya.

Menurut Dani, warga setempat tidak pernah menduga mereka masuk jaringan teroris, dan tidaka duketahui pula apakah mereka satu kelompok atau tidak.

Sementara itu, orang tua AI, Edi mengaku baru mengetahui anaknya diamankan Densus 88 dari warga sekitar. Saat penangkapan dia sedang pergi ke luar rumah.

Edi mengaku selama ini dia tidak pernah terlihat perubahan prilaku dari anaknya. Dia biasa menjalankan hidup keseharian normal seperti masyarakat lain pada umumnya. Apalagi AI menurutnya telah memiliki dua anak usia 1,5 tahun dan 4 bulan.

“Tidak ada perubahan prilaku, dia normal-normal saja,“ katanya.

Malah menurutnya, AI ini sosok yang sangat familiar dan mudah bergaul. Jadi tidak ada seorangpun warga yang menduga kalau dia terlibat jaringan teroris.