Ankara – Otoritas Turki menangkap seorang wartawan aktivis Austria dari media Re:volt — sebuah majalah digital “radikal sayap kiri” — di apartemennya di Ankara, Selasa (11/9) pagi waktu setempat. Wartawan bernama Max Zirngast itu ditangkap karena dugaan melakukan pelanggaran terkait terorisme.
“Kami mengutuk keras penangkapannya dan menyerukan pembebasannya segera,” ungkap Re:volt yang disitat Reuters, Rabu (12/9).
“Penulis kami, yang telah tinggal di Turki selama bertahun-tahun adalah aktivis dan penulis kiri yang berkampanye untuk kebebasan dan demokrasi,” terus pernyataan Re:volt
Re:volt juga menjelaskan bahwa Zirngast dituding menjadi anggota dari organisasi teroris.
Sementara itu, Kementerian Luar Negeri Austria juga sudah menyatakan bahwa seorang warganya ditahan di Ankara pada hari Selasa. Meski begitu, mereka menolak memberikan rincian lebih lanjut. Adapun pejabat Turki belum merespons kabar ini.
Hubungan Turki dan banyak negara di Uni Eropa telah rusak akibat gelombang penangkapan yang dilakukan sebagai bagian dari tindakan keras Presiden Recep Tayyip Erdogan menyusul kudeta gagal pada Juli 2016.
Wartawan asing termasuk dalam daftar sejumlah orang yang ditangkap, termasuk reporter Jerman-Turki Deniz Yucel. Ia ditahan selama satu tahun atas tuduhan pelanggaran terkait keamanan dan dibebaskan pada Februari lalu.
Austria sangat kritis terhadap tindakan keras Turki. Kanselir Austria yang berasal dari kalangan konservatif, Sebastian Kurz, telah menyerukan agar pembicaraan keanggotaan Turki di Uni Eropa dihentikan.
Dalam artikelnya, baik yang ditulis oleh Zirngast dan penulis lain, Re:volt menyebut bahwa pemilu Turki yang diselenggarakan pada Juni lalu tidak sah.
Pengawas hak asasi Eropa sendiri mengatakan bahwa oposisi telah menghadapi kondisi yang tidak setara saat pesta demokrasi berlangsung. Ditambahkan juga bahwa pembatasan pada kebebasan media untuk meliput pemilu menjadi sebuah keadaan darurat.