Pasukan Suriah bersiaga di Homs untuk menangkis serangan ISIS yang berusaha merebut lagi kota kuno Palmyra atau Tadmur,

AS Diduga Berada Di Balik Upaya Agresi Militer ISIS ke Palmyra

Damaskus – Kelompok teroris Islamic State (ISIS) berupaya melancarkan agresi militer untuk kembali merebut kota kuno strategis, Palmyra atau Tadmur di Suriah tengah.  AS diduga sebagai pihak yang berada di balik rencana ini.

“AS ingin memperkuat teritori mereka di sepanjang perbatasan Suriah-Irak yang kaya minyak. Apalagi mereka sudah mendirikan pangkalah militer koalisi di Al Tanf yang masuk wilayah Homs di Suriah tengah,” terang mantan jenderal Suriah, Muhammad Abbas saat diwawancarai Sputnik versi bahasa Arab, Minggu (3/6).

Dikatakan Abbas, di wilayah Palmyra yang hendak diserang ISIS saat ini ada tiga titik pompa minyak. Ketiga titik itu adalah stasiun pompa T2, T3 dan Hamamah yang saat ini dikuasai pasukan pemerintah.

“Pentagon terus berupaya mengkondisikan perang berlanjut ke Suriah. Menduduki Palmyra sama artinya dengan mengguncang stabilitas keamanan wilayah yang dua tahun terakhir ini dikuasai Damaskus,” jelas Abbas.

“Dukungan akan terus diberikan Pentagon ke berbagai kelompok bersenjata demi mewujudkan rencana mereka di kawasan ini,” imbuhnya lagi sembari menyebut rencana agresi juga mencakup upaya untuk menguasai wilayah selatan Deir Ez-Zor.

Menurutnya, serangan pasukan koalisi ke pangkalan Rusia di Hmeymeim, stasiun pompa minyak T2 dan T3 adalah bagian dari skenario ini. “Pentagon akan berusaha membuka front pertempuran baru. Sementara pasukan Suriah masih berkonsentrasi untuk merebut Provinsi Daraa, hingga Quneitra dekat perbatasan Suriah-Israel,” jelasnya lagi.

Dalam skenario tujuan ini, kata Abbas, AS secara teknis dicurigai memberikan bantuan komunikasi, data intelijen, dan mengacaukan sinyal komunikasi pasukan Suriah.

“Mereka akan berlindung di balik badai dan debu gurun untuk tujuan ini. Tapi In Syaa Allah pasukan kita tetap mampu melacak jejak gerakan ini sepanjang waktu,” tegas Abbas.

Sekadar mengingatkan, wilayah Palmyra sempat dikuasai ISIS pada Mei 2015. Setelah sempat dipukul mundur, pada Desember 2016 ISIS kembali berhasil merebut Palmyra.

Saat menguasai Palmyra, banyak bangunan peninggalan Romawi dihancurkan ISIS. Beberapa artefak kuno yang tersisa dijarah dan dijual ke pasar gelap barang antik di Turki. Pasukan Suriah baru kembali berhasil merebut Palmyra dari cengkaraman ISIS pada 2017.

Akhir pekan ini, sumber militer Suriah kepada jaringan berita Al Masdar News menyatakan serangan ISIS ke Palmyra telah menewaskan 26 prajurit Suriah. Pemerintah Suriah cepat merespons pergerakan ini dengan mengirim pasukan tambahan ke Deir Ez-Zor untuk mencegah upaya masif kelompok teroris di sana.