Tarakan, FKPT Center – Komandan Satuan Brimob Polda Kalimantan Utara, Komisaris Besar Heri Sulesmono, S.I.K., mendorong keterlibatan aktif masyarakat dalam pencegahan radikalisme dan terorisme. Wujud nyata keterlibatan tersebut dapat dimulai dari hal paling mendasar, yaitu kesadaran diri masing-masing.
“Kesadaran diri seperti apa yang dibutuhkan? Kesadaran bahwa terorisme itu bahaya dan harus bersama-sama kita tanggulangi,” ungkap Heri saat menjadi pemateri di kegiatan Penguatan Aparatur Kelurahan dan Desa dalam Pencegahan Terorisme di Kota Tarakan, Rabu (3/5/2018).
Kegiatan ini terlaksana atas kerjasama Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) dan Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Kalimantan Utara. Kegiatan yang sama sudah dan akan dilaksanakan di 32 provinsi se-Indonesia di sepanjang tahun 2018.
Heri menambahkan, kesadaran diri pada masyarakat yang dibutuhkan adalah sikap waspada terhadap radikalisme dan terorisme. Masyarakat diminta dapat mewaspadai setiap potensi yang dapat berujung penyebarluasan radikalisme dan aksi terorisme. “Jika ada pendatang yang mencurigakan, laporkan ke aparat keamanan, jangan didiamkan. Deteksi dini terhadap setiap potensi yang ada akan menjadikan radikalisme dan terorisme termonitor,” tegasnya.
Pada kesempatan yang sama Heri menyebut wilayah yang dipimpinnya memiliki kerentanan tinggi terhadap radikalisme dan terorisme. Kawasan perbatasan dengan negara tetangga disebutnya sebagai alasan utama.
“Bukan hanya kelompok penyebar radikalisme dan pelaku terorisme, potensi persenjataan dan bahan peledak masuk melalui Kaltara sangat besar. Karena itu kami memohon bantuan masyarakat untuk aktif terlibat, sudilah melapor jika menemukan hal-hal mencurigakan,” pungkas Heri.
Kegiatan Penguatan Aparatur Kelurahan dan Desa dalam Pencegahan Terorisme dilaksanakan oleh BNPT dengan menggandeng sejumlah pihak sebagai pemateri. Antara lain perwakilan dari Kementerian Dalam Negeri dan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). [shk/shk]