New York – Seorang gadis kelahiran AS diselamatkan dari Suriah, tempat dia dibesarkan oleh orangtuanya yang anggota ISIS. Aminah Mohamad, bocah delapan tahun yang ibunya berasal dari Tennessee, tinggal dalam cengkeraman teroris itu sejak 2014.
Buzzfeed memberitakan, dia ditangkap dan dibawa ke kamp penampungan yang dikelola milisi Kurdi, sebelum dikeluarkan pada 17 Juli lalu.
Pada Sabtu (31/7), dia diwawancarai oleh International Center for the Study of Violent Extremism mengenai kehidupannya bersama ISIS.
“Dia jelas menyebut dirinya Aminah, dan membahas keluarganya dalam kesedihan yang dalam,” kata direktur lembaga itu, Anne Speckhard.
Dikutip dari New York Post Senin (2/8/2021), Speckhard mengatakan Aminah sama sekali tidak mengetahui di mana dia berada.
“Dia membutuhkan lingkungan yang aman, terprediksi, dan penuh cinta untuk menggantikan kondisi traumatis yang dia alami sebelumnya,” kata dia.
Penyelamatan Aminah dimungkinkan berkat campur tangan mantan diplomat Peter Galbraith dan seorang perempuan Kanada. Wanita “Negeri Mapple” itu disebut bertemu dengan ibu Aminah ketika ISIS masih mempunyai kendali di Suriah.
Perempuan yang tidak disebutkan identitasnya tersebut mengungkapkan, anak-anak di kamp pengungsian mempunyai kehidupan yang sulit.
“Mereka sudah mengalami trauma karena kehilangan satu atau semua orangtua mereka, dan hidup di bawah kekerasan, kemiskinan, dan penderitaan,” paparnya.
Wanita tersebut melanjutkan, setiap hari anak-anak itu kekurangan makanan, pendidikan, dan hidup dalam bahaya. Keluarga Aminah disebut sempat tinggal di Swiss, namun direlokasi ke daerah yang dikuasai Daesh (akronomi ISIS dalam bahasa Arab).
Ayah Aminah, Yasin Mohamad, terbunuh dalam serangan udara pada Juni 2015. Ibunya, Ariel Bradley, menikah lagi dengan anggota ISIS lainnya, Tareq Kamleh.
Bradley dan Kamleh kemudian tewas pada 2018. Aminah kemudian diserahkan kepada istri lain dari ayah tirinya.
Melalui sumbernya di milisi Kurdi, Galbraith membebaskan perempuan Kanada itu, Aminah, dan penghuni kamp pengungsian lainnya.
Galbraith menuturkan, ketika dia mendengar Aminah berada di kamp sendirian, dia tidak bisa menahan diri dan mengeluarkan bocah itu.