Diaspora Indonesia di Jerman Deklarasikan Pemilu 2024 Damai & Bermartabat, Tolak Politisasi Agama & Hoaks!

Frankfurt – Diaspora Indonesia di Jerman yang terdiri dari berbagai organisasi masyarakat, perhimpunan pelajar, partai politik, dan penyelenggara pemilu mendeklarasikan Pemilu 2024 damai bermartabat.

Deklarasi diselenggarakan di Ruang Serbaguna KJRI Frankfurt pada Sabtu 10 Juni 2023. Deklarasi ini merupakan rangkaian peringatan hari kelahiran Pancasila dengan tema “Membumikan Pancasila untuk Pemilu Damai Bermartabat”.

Konjen RI di Frankfurt, Acep Somantri, dalam sambutannya menyampaikan bahwa jumlah warga negara Indonesia yang memiliki hak pilih di wilayah kerja Frankfurt mencapai lebih dari 14.000 orang. Jumlah ini merupakan terbanyak di Jerman dan salah satu terbesar di Uni Eropa selain Denhaag.

Mewakili penyelenggara, Ketua PCI Nahdlatul Ulama Jerman, M. Rodlin Billah, menyampaikan bahwa  Pemilu sebagai salah satu puncak dari demokrasi di Indonesia sedang terus berproses menuju kondisi yang lebih baik. Di tengah proses tersebut, Pancasila memiliki peran penting sebagai pemandu utama demokrasi di Inndonesia.

“Oleh karena itu, salah satu tujuan dari dilaksanakannya peringatan dan deklarasi tersebut adalah memberikan pemahaman yang baik kepada diaspora di Jerman tentang bagaimana nilai-nilai Pancasila dikontekstualkan dalam proses pemilu.” ujar Rodlin dalam keterangannya, Minggu (10/6).

Dalam deklarasi tersebut Ketua atau perwakilan lembaga berikrar:

  1. Saling menghormati, menjaga persatuan dan menjunjung semangat gotong royong.
  2. Ikut mendukung penyelenggaraan pemilihan umum berdasarkan asas langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil.
  3. Berpartisipasi aktif dalam semua tahapan pemilihan umum dengan penuh tanggung jawab dan integritas.
  4. Menolak segala bentuk praktik politik uang, polarisasi dan politisasi suku, agama, ras dan golongan.
  5. Tidak menyebarluaskan berita palsu atau hoaks.

Dr. Jofi Puspa sebagai Ketua Merah Putih Sejati/Merpati.e.V, dalam pengantarnya menyampaikan bahwa narasi yang menjadikan agama untuk meraih suara dan dukungan politik, saling menghujat, dan polarisasi sudah semakin marak di tengah hiruk pikuk pemilihan presiden. Untuk mencegah dampak buruk dari itu semua, maka Pancasila penting untuk dijadikan napas, dan langkah gerak tidak semata sebagai hafalan.

Dalam kegiatan tersebut hadir secara online Romo Benny Susetyo dari BPIP yang menyampaikan kunci pemilu damai dengan mendasarkan pada Pancasila.

“Partai politik harus mampu mengendalikan tim sukses dan tim media sosial menyebarkan hoaks, perlu ada partisipasi publik dalam menjaga moralitas dengan secara aktif mengadakan votes education,” katanya.