Kupang – Maraknya aksi kekerasan yang dilakukan oleh sekelompok orang yang mengatas namakan agama, memaksa kita sebagai Warga Negara Indonesia untuk aktif dalam menjaga perdamaian negara ini. Hal tersebuat membuat BNPT makin gencar melakukan propaganda lewat media dan dialog yang dilaksanakan di sejumlah daerah di Indonesia.
Salah satunya kegiatan pencegahan terorisme yaitu “Dialog Lintas Agama Pencegahan Paham Radikal Terorisme di Provinsi Nusa Tenggara Timur” di hotel Neo Kupang, Kamis (14/07/2016). Sosialisasi ini diikuti oleh ratusan peserta dari berbagai kabupaten/kota di NTT.
Kegiatan ini terlaksana atas kerjasama dengan FKPT NTT dan BNPT. Dialog dihadiri oleh Prof. Nasaruddin Umar, MA (Imam Masjid Istiqlal), Prof. Dr. Syahrin Harahap, MA (Guru Besar UIN SUMUT), dan dua narasumber lainnya. Turut hadir sebagai undangan dari para pejabat daerah, tokoh agama, tokoh perempuan, tokoh adat, dan tokoh pemuda.
Dalam pembukaan dialog, Ketua Bidang Agama, Pendidikan, dan Dakwah FKPT NTT menyampaikan bahwa serangan bom Thamrin dan Mapolresta Surakarta menandakan masifnya gerakan terorisme di indonesia. Hal ini tidak bisa dibiarkan dan harus melakukan tindakan dini dalam pencegahan perilaku paham radikal terorisme di Indonesia khususnya di NTT.
“Paham radikal-terorisme merupakan paham yang berideologikan kekerasan dalam mewujudkan cita-cita mereka. Mereka berlindung dibalik nama agama guna mencari dukungan atas aksi dan kegiatan yang dilakukan” ujar Pengurus MUI NTT ini.
Abdul Makarim menambahkan, “Dialog ini bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai aksi terorisme yang terjadi di global dan Indonesia. Oleh karena itu peserta diharapkan berperan aktif dalam penanggulangan paham radikal terorisme di NTT,” tutupnya.