Di Depan Guru-Guru SMA di Semarang, Eks Napiter Ini Bercerita Terpapar
Berawal dari Lemahnya Pendidikan Agama

Semarang – Eks Napiter yang juga Ketua Yayasan Persadani Sri Pujimulyo
Siswanto menceritakan latar belakang terpapar terorisme karena
lemahnya pendidikan agama dalam keluarga. Ia kemudian tertarik untuk
mengikuti kegiatan di masjid sekitar rumahnya untuk mendalami agama.

“Namun justru dari situlah saya mulai mengikuti pengajian yang
mengajarkan pola pengajaran dan pembinaan keagamaan yang berbeda.
Seiring berjalannya waktu munculah sikap merasa benar sendiri,
membatasi pergaulan dengan orang yang tidak sekomunitas dan mulai
membenci pemerintah,” ungkap Sri Puji di Semarang, Senin (20/5/2024).

Testimoni itu diucapkan Sri Pujo pada Pelatihan Guru Dalam Rangka
Menumbuhkan Ketahanan Satuan Pendidikan Dalam Menolak Paham
Intoleransi, Kekerasan, dan Bullying” di SMAN 3 Semarang. Kegiatan ini
adalah bagian dari salah satu program prioritas program “Sekolah
Damai” BNPT RI.

Sri Puji melanjutkan, setelah sekian lama mengikuti pengajian itu, ia
kemudian bergabung dengan jaringan Noordin M Top dan Dr Azahari. Ia
mengaku dua kali tersangkut pidana terorisme yakni tahun 2005 akhir
dan tahun 2010 pertengahan.

Pada kasus pertama, Puji terlibat terorisme karena menyembunyikan
teroris Noordin M Top dan Dr Azahari. Kemudian kasus kedua, dia
menyembunyikan Abu Tholut. Puji pernah ditahan di Nusakambangan, Mako
Brimob, dan Lapas Kedungpane.

Ia mulai sadar saat dipenjara pada kasus kedua. Saat itu ia ikut
program deradikalisasi dari pemerintah dan BNPT. Terdapat diskusi dan
dialog dari berbagai kalangan. Setelah bebas dari penjara untuk kedua
kalinya dan telah mengikuti deradikalisasi, Puji ingin kembali ke
masyarakat. Namun ternyata hal itu tidak semudah yang dibayangkan
karena rekam jejaknya sebagai napi terorisme.

Sempat mendapat stigma negatif sebagai mantan napiter, Sri Puji
akhirnya bisa meyakinkan tetangganya kalau sudah tidak seperti dulu.
Ia akhirnya diberi kepercayaan Ketua RT tempat tinggalnya untuk
menjadi ketua takmir masjid

“Dengan Pak RT yang punya pola pendekatan merangkul saya, memberi
kepercayaan kepada saya. Ini tidak mudah, jadi saya mencoba hal
terbaik,” pungkas Sri Puji.