Samarinda – Anggota Dewan Pers, Anthonius Jimmy Silalahi, kembali mengingatkan media massa untuk tidak membuat dan menayangkan pemberitaan seputar isu-isu terorisme yang bersifat stigma.
“Saya mengistilahkan terorisme itu bukan jihad, tapi jahat. Tidak ada satupun agama yang mengajarkan pembunuhan karena ada perbedaan paham keagamaan. Sekali lagi terorisme itu jahat, karena mereka membunuh hanya karena alasan perbedaan paham keagamaan,” kata Jimmy saat menjadi narasumber Diseminasi Pedoman Peliputan Terorisme dan Peningkatan Profesionalisme Media Massa Pers dalam Meliput Isu-isu Terorisme diselenggarakan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) dan Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Kalimantan Timur, Kamis (11/8/2016).
Jimmy menegaskan, larangan pemberitaan bersifat stigma tertuang dalam Kode Etik Jurnalistik, dan secara khusus juga tercantum dalam Pedoman Peliputan Terorisme yang diterbitkan Dewan Pers dan BNPT. “Jihad identik dengan ajaran agama dan memiliki makna positif, sementara terorisme sebaliknya,” tambahnya.
Hal senada disampaikan Anggota Majelis Etik Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Indonesia, Willy Pramudya. Dikatakannya, terorisme selama ini menunggangi agama sebagai pembenaran atas aksi-aksi yang dilakukannya. “Jika ada yang menganggap terorisme adalah jihad, salah besar. Jihad urusan agama, sementara terorisme sama sekali tidak berkaitan dengan agama,” katanya.
Willy juga mengatakan, bentuk penunggangan agama oleh pelaku terorisme tampak dari penggunaan istilah-istilah yang menyerupai ajaran agama tertentu, di antaranya fa’i (perampokan), thogut (kafir), amaliyah, hingga pengantin. Faktanya, istilah tersebut sengaja diciptakan oleh kelompok pelaku terorisme sebagai bagian upaya membangun opini publik.
“Ketika masyarakat, khususnya media massa, menduplikat istilah-istilah itu maka teroris sudah memperoleh kemenangannya. Oleh karena itu ketika ada pelaku bom bunuh diri, tulis pelaku bom bunuh diri, jangan diistilahkan dengan kata pengantin atau yang lainnya,” urai Willy.
Diseminasi Pedoman Peliputan Terorisme dan Peningkatan Profesionalisme Media Massa Pers dalam Meliput Isu-isu Terorisme merupakan rangkaian dari program Pelibatan Media Massa dalam Pencegahan Terorisme yang diselenggarakan BNPT bersama FKPT di 32 provinsi se-Indonesia. Satu kegiatan lainnya adalah Media Visit, kunjungan dan diskusi dengan redaksi media massa yang sudah dilaksanakan pada Rabu (10/8/2016) kemarin. []