Ambon – Anggota Dewan Pers, Imam Wahyudi, menyebut media massa pers memiliki kekuatan untuk menjadi sarana pencegahan terorisme. Televisi sebagai salah satu platform didorong untuk meningkatkan program dialog interaktif yang menarik keterlibatan masyarakat secara langsung.
“TVRI memiliki program dialog interaktif “Forum Masyarakat”. Yang seperti ini bisa terus ditingkatkan, tambah volume dan durasi waktunya, karena ini efektif untuk meningkatkan pemahaman masyarakat tentang paham radikal terorisme, sehingga langkah pencegahan bisa dimaksimalkan,” kata Imam saat menjadi narasumber dalam Visit Media Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) ke TVRI Maluku, Rabu (29/3/2017).
Visit Media ke TVRI Maluku dilaksanakan oleh BNPT dengan menggandeng Dewan Pers dan Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Maluku. Kegiatan ini merupakan salah satu metode dari kegiatan Literasi Media sebagai Upaya Cegah dan Tangkal Radikalisme Terorisme.
Imam menambahkan, program dialog interaktif di televisi sekaligus untuk menandingi kelompok pro radikal terorisme yang saat ini juga sudah menggunakan media massa untuk menyebarluaskan paham yang diyakininya. “Kelompok pelaku terorisme sangatlah ahli dalam bidang komunikasi dan telekomunikasi. Jadi pencegahan melalui pelibatan media massa, salah satunya televisi, tentu hal yang sangat positif dan harus terus ditingkatkan,” ungkapnya.
Dorongan dari Dewan Pers disambut positif oleh TVRI Maluku. Sebagai Lembaga Penyiaran Publik milik pemerintah, TVRI menyatakan dukungan sekaligus siap dilibatkan dalam program pencegahan terorisme.
“Kami sudah melaksanakan (dialog interaktif), durasinya satu setengah jam. Kami undang narasumber terkait, baik itu dari FKPT maupun BNPT seperti ssekarang ini, silahkan jika nanti ingin ada dialog, kami siap,” kata Kepala Seksi Pemberitaan FKPT Maluku, Luki Supalua.
Luki juga menyoroti perkembangan penyebaran paham radikal di Maluku yang saat ini sudah masuk ke sekolah-sekolah. Pihaknya mengajak BNPT dan FKPT Maluku untuk melakukan kegiatan pencegahan di lokasi yang dimaksud. “Penyebaran paham radikal sudah seperti narkoba, sudah masuk ke sekolah-sekolah. Akan sangat positif jika BNPT dan FKPT bisa memfasilitasi kami melakukan kegiatan pencegahan di sekolah-sekolah,” tutupnya.
Kegiatan Literasi Media sebagai Upaya Cegah dan Tangkal Radikalisme Terorisme dilaksanakan oleh BNPT dengan menggandeng FKPT di 32 provinsi se-Indonesia. selain Visit Media, metode lain yang dijalankan adalah dialog interaktif dengan tema “Turn Back Hoax” dan lomba karya jurnalistik yang mengangkat tema kearifan lokal. [shk]