Samarinda – Anggota Dewan Pers, Anthonius Jimmy Silalahi, mengajak media massa pers untuk terus mendukung setiap upaya penanggulangan terorisme. Keterlibatan setiap elemen dalam masyarakat, dalah satunya unsur pers adalah kunci keberhasilan program dimaksud.
Hal ini disampaikan oleh Jimmy saat menjadi narasumber dalam Visit Media BNPT dan FKPT Kalimantan Timur ke Radio Dakwah Darussalam di Kota Samarinda, Rabu (19/7/2017). Bentuk pencegahan terorisme terbaru yang harus didukung adalah pemblokiran media sosial Telegram.
“Itu bukan kemunduran dalam berdemokrasi, karena faktanya penyebarluasan paham radikal terorisme saat ini banyak ditemukan dilakukan melalui media sosial,” kata Jimmy.
Jimmy juga meyakinkan pemblokiran Telegram dilakukan oleh Pemerintah dengan pertimbangan yang sangat matang.
Terkait peran media massa pers, seperti Radio Dakwah Darussalam, Jimmy mendorong dalam proses pembuatan dan penyebarluasan berita tidak melenceng dari UU Pers dan Kode Etik Jurnalistik. “Dan yang terpenting terus sebarkan berita yang mengedukasi, bukan berita yang justeru ikut membagikan pesan kengerian atas aksi-aksi terorisme,” ujarnya.
Hal ini, masih kata Jimmy, penting untuk terus disampaikan, mengingat masih banyak ditemukan media yang kurang memiliki kesadaran dalam keikutsertaannya mencegah terorisme.
“Bersama BNPT kami sudah berkeliling ke 32 provinsi, dan yang kami pesankan sama. Kenapa? Karena media adalah senjata baru teroris untuk mencapai target-targetnya, salah satunya yaitu terciptanya ketakutan di masyarakat atas aksi yang dilakukannya di lokasi tertentu. Media jangan menjadi corong teroris,” urai Jimmy menandaskan.
Kepala Radio Dakwah Darussalam, Sayid Alwy, mengaku senang mendapatkan kunjungan dan wejangan agar media yang dipimpinnya ikut terlibat dalam pencegahan terorisme. Dikatakannya, Radio Darussalam didirikan dengan tujuan awal media dakwah kegiatan masjid, yaitu penyebarluasan Islam yang moderat dan jauh dari sifat serta sikap radikal.
“Jadi visi BNPT dan FKPT Kalimantan Timur sebenarnya sama dengan kami. Jadi kami senang atas kunjungan ini dan siap bekerjasama untuk mencegah Kalimantan Timur, khsusnya Samarinda terbebas dari terorisme,” ungkap Alwy.
Visit Media merupakan salah satu metode yang dijalankan di kegiatan Pelibatan Media Massa Pers dalam Pencegahan Terorisme, yang diselenggarakan BNPT dan FKPT di 32 provinsi se-Indonesia. Satu metode lainnya adalah dialog Literasi Media sebagai Upaya Cegah dan Tangkal Radikalisme dan Terorisme di Masyarakat.
Selain dua metode tersebut BNPT dan FKPT juga menyelenggarakan lomba karya tulis untuk kalangan jurnalis, dengan tema besar kearifan lokal sebagai sarana pencegahan terorisme. [shk/shk]