New York – Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa mendorong kelompok Taliban dan Pemerintah Afghanistan untuk segera memulai negosiasi damai. Dialog antar kedua kubu diperlukan usai Amerika Serikat dan Taliban menyepakati perjanjian damai di Afghanistan pada Februari lalu.
Dalam sebuah pernyataan pers pada Selasa 30 Juni, DK PBB mengapresiasi upaya Afghanistan dan Taliban untuk memulai negosiasi. Salah satu yang menjadi sorotan adalah kesediaan kedua kubu untuk saling bertukar tahanan.
Afghanistan dan Taliban diharapkan dapat mempercepat pembebasan tahanan tersisa dalam beberapa hari ke depan,” ujar pernyataan tertulis DK PBB, dikutip dari Xinhua, Rabu (1/7).
Selain itu, kedua kubu juga diminta untuk berusaha mengurangi aksi kekerasan agar dialog inter-Afghanistan dapat segera terwujud.
Selain mengenai pertukaran tahanan, DK PBB juga mengapresiasi tercapainya perjanjian politik antara Presiden Ashraf Ghani dengan rivalnya, Abdullah Abdullah. DK PBB berharap berakhirnya ketegangan politik antar kedua tokoh tersebut dapat berkontribusi pada terwujudnya dialog damai.
DK PBB mengekspresikan kekhawatiran mengenai meningkatnya aksi kekerasan di Afghanistan dalam beberapa pekan terakhir. DK PBB menekankan bahwa segala jenis serangan yang mengenai warga sipil, relawan kemanusiaan, atau tenaga medis merupakan hal yang tak dapat diterima dan pelakunya harus diseret ke hadapan hukum.
Masih mengenai aksi kekerasan, DK PBB mengaku khawatir terhadap kehadiran Kelompok ISIS dan grup teroris lainnya di Aghanistan. Selain itu, DK PBB juga mengungkapkan kekhawatiran mereka mengenai meningkatnya produksi serta peredaran narkotika di seantero negara tersebut.