Mamuju – Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Sulawesi Barat (Sulbar) tidak ingin kecolongan dalam mengantisipasi ancaman radikal terorisme. Itu dibuktikan dengan digelarnya Seminar Pemetaan Potensi Radikal Terorisme di Wilayah Sulbar yang digelar FKPT Sulbar dan BNPT. Seminar ini digelar di Hotel D’Maleo, Mamuju, Sulawesi Barat, Rabu (19/10/2016).
Ketua FKPT Sulbar Drs. Rahmat Sanusi dalam sambutannya mengungkapkan, aksi terorisme merupakan aksi global yang tidak mengenal lintas batas negara. Karena itu, FKPT Sulbar dibawah koordinasi dengan BNPT, tidak ingin kecolongan dan terus meningkatkan kewaspadaan karena terorisme di Sulbar bisa ada di mana saja.
“Jaringan terorisme semakin berkembang karena didukung teknologi, media, dan dana. Untuk itu, kita harus meningkatkan kesadaran nasionalis terkait bahaya terorisme di tengah masyarakat. Deteksi dini wajib dilakukan, karena terorisme bisa muncul dari mana saja, termasuk di Sulbar ini,” kata Rahmat Sanusi.
Kasubdit Kewaspadaan BNPT Dr. Hj. Andi Intang Dulung, MHI pada paparannya mengungkapkan bahwa, masyarakat Sulbar harus selalu waspada terkait ancaman radikal terorisme. Apalagi gembong teroris Santoso yang sudah tewas beberapa waktu lalu, pernah tinggal di Mamasa (salah satu kabupaten di Sulbar). Fakta itu, diyakini ajaran Santoso masih memiliki akar di Sulbar.
“Paham radikal terorisme harus diwaspadai sejak dari dini. Apalagi saat in teknologi informasi semakin canggih membuat paham radikal menyebar sangat cepat di media sosial, terutama melalui gadget kecil di tangan,” ujar Intang.
Untuk membendung paham radikal terorisme itu, lanjut Intang, BNPT melalui FKPT telah melaksanakan berbagai kegiatan termasuk penelitian pemetaan terorisme seperti yang dilakukan di Sulbar ini. Setelah penelitian ini, hasil seminar ini akan dipaparkan dihadapan instansi terkait agar menjadi bahan deteksi dini di Sulbar.