Lampung – Dalam rangka membangun kesiapsiagaan masyarakat, Badan
Nasional Penanggulangan Terorisme Republik Indonesia (BNPT RI) melalui
Sub Direktorat Kesiapsiagaan dan Pengendalian Krisis mengadakan
Intervensi sosial ke-2 Program Desa Siapsiaga yang diselenggarakan di
Pekon Waringinsari Barat, Kecamatan Sukoharjo, Kabupaten Pringsewu,
Lampung (19/10/2023).
Melalui kegiatan ini, BNPT RI melibatkan masyarakat desa terutama
anggota tim penggerak desa dalam rangka peningkatan kesadaran
masyarakat desa terhadap radikalisme dan terorisme.
“Melalui Desa Siapsiaga sendiri memberikan pemahaman peningkatan
kemampuan keterampilan kepada masyarakat. Hal-hal yang bertentangan
dengan ideologi, dengan kearifan lokal kita, budaya kita, kita berikan
pengetahuan kepada masyarakat sehingga masyarakat memiliki kesadaran
terhadap ancaman radikalisme dan terorisme,” Jelas Kepala Sub
Direktorat Kesiapsiagaan dan Pengendalian Krisis BNPT RI Kolonel Inf.
Indra Gunawan.
Indra juga menambahkan bahwa Desa Siapsiaga sudah dijalankan di 5
wilayah berbeda.
“Ada 4 desa dan 1 kelurahan diantaranya adalah Kabupaten Serang,
Kabupaten Mojokerto, Kabupaten Sukabumi, Kelurahan Penatoi di Bima,
Nusa Tenggara Barat dan Pringsewu,” ujarnya.
Peningkatan kesadaran masyarakat desa akan berfungsi dalam pembentukan
sistem deteksi dini terhadap adanya kemungkinan menyusupnya
ideologi-ideologi menyimpang yang ingin memanfaatkan masyarakat demi
kepentingan kelompok.
Semetara itu, napiter Haris Amir Falah menekankan jika masyarakat
harus memiliki pengetahuan untuk menangkal kemungkinan masuknya
ideologi menyimpang di lingkungan mereka. Ketidakpedulian masyarakat
dan juga minimnya pengetahuan untuk dapat mendeteksi dini dapat
merugikan, baik secara langsung maupun tidak langsung.
“Karena masyarakatnya cuek, karena masyarakatnya tidak peduli,
sehingga pada titik tertentu tidak bisa terdeteksi dengan baik, baru
kemudian setelah kejadian orang baru kaget ternyata di sekitarnya ada
orang yang melakukan kegiatan-kegiatan yang bukan sekedar mengarah
tapi melakukan bentuk-bentuk kekerasan,” ungkap Haris.