Deradikalisasi Harus Berkelanjutan, Tak Cukup Sampai Eks Napiter UcapIkrar Setia NKRI

Jakarta — Proses deradikalisasi bagi para eks narapidana terorisme
(napiter) bukanlah hal yang semudah membalikkan telapak tangan. Proses
ini harus diiringi pembinaan dan pendampingan yang berkelanjutan.
Artinya, deradikalisasi tidak cukup hanya berhenti sampai sang eks
napiter mengucapkan ikrar setia NKRI.

“Pembinaan tidak boleh berhenti di situ. Harus terus didampingi sampai
betul-betul bisa mandiri,” ungkap salah seorang napiter asal Brebes,
Wartoyo dikutip dari laman jawapos.com, Kamis (24/4/2025).

Menurutnya, Ikrar Setia NKRI merupakan capaian yang baik sebagai
langkah awal dalam melihat pemikiran dan ideologi dari para narapidana
terorisme. Ia pun menekankan pentingnya program deradikalisasi di luar
lapas yang tidak hanya berfokus pada bantuan finansial, melainkan juga
menggali bakat dan keterampilan setiap individu secara personal.

“Jangan hanya dikasih modal usaha, lalu dilepas begitu saja. Harus
dicari tahu minatnya, kemampuannya, kemudian dipantau dan dibimbing
sampai bisa jalan,” tegasnya.

Wartoyo juga menceritakan pengalamannya ketika bebas dari penjara pada
tahun 2014 silam. Dirinya mengaku harus menghadapi tudingan bahkan
candaan bernada sinis dari lingkungan sekitar. Hal semacam ini dapat
mengganggu mental para eks napiter yang baru saja mencoba memulai
hidup baru.

Ia pun menyoroti pentingnya sinergi antara BNPT dengan unsur
pemerintah daerah dan kewilayahan, mulai dari RT, RW, kelurahan,
camat, kepolisian, TNI serta Pemerintah Daerah setempat. Pendekatan
ini diyakini dapat memudahkan proses penerimaan eks napiter di tengah
masyarakat dan mencegah mereka kembali ke jalan yang salah.

“Deradikalisasi itu bukan cuma tanggung jawab BNPT, harus ada
kerjasama yang kuat dengan pemerintah daerah. Dari pusat sampai
tingkat desa harus serius mendampingi, bukan sekadar mengawasi,”
tambahnya.

Wartoyo yang kini mengelola sebuah tempat usaha bersama berbasis
wisata air di Kabupaten Brebes Provinsi Jawa Tengah, membuka ruang
bagi eks napiter yang telah berikrar setia kepada NKRI untuk belajar
berbagai keterampilan, mulai dari otomotif hingga pengelolaan usaha
kecil.

Menurutnya, dengan cara ini, eks napiter tidak hanya diberi ‘pancing’,
tetapi juga diarahkan cara memancing yang tepat agar kelak mereka bisa
bertahan hidup secara mandiri.

“Saya selalu pesan, jangan cuma dikasih uangnya, tapi beri juga
ilmunya. Dampingi sampai mereka betul-betul bisa jualan atau membuka
usaha sendiri. Kalau dibiarkan tanpa pembinaan, bisa-bisa mereka balik
lagi ke jaringan,” ujarnya.