Jakarta – Subdit Resosialisasi dan Rehabilitasi (Resoshab) pada Direktorat Deradikalisasi di Kedeputian I Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) di tahun 2016 ini kembali menyelenggarakan kegiatan Identifikasi Teroris yang berada di dalam lembaga pemasyarakatan (Lapas) dan Rumah Tahanan (Rutan)
Program ini kembali dijalankan berlandaskan hasil capaian program identifikasi yang dilakukan pada tahun 2015 lalu. Kegiatan identifikasi ini dilakukan untuk mendapat gambaran kondisi nyata dari narapidana teroris yang berada di dalam Lapas ataupun Rutan, guna mendapatkan embrio perumusan pola pembinaan yang sesuai berdasarkan tingkat radikalisme, penerimaan diri, serta bakat dan minat yang dimiliki.
Sebelum melakukan program identifikasi Subdit Resoshab menggelar acara rapat pembentukan tim pelaksana program identifikasi di dalam Lapas dan Rutan tahun 2016. Acara tersebut digelar di Hotel Kaisar Jakarta pada 2-5 Maret 2016.
“Program identifikasi di tahun 2015 lalu sudah berjalan sangat baik. Dengan hasil yang sudah di dapat pada tahun lalu tentunya harus ditindaklanjuti pada tahun 2016 dengan pembentukan tim identifikasi,” ujar Deputi I bidang Pencegahan, Perlindungan dan Deradikalisasi BNPT, Mayjen TNI Abdul Rahman Kadir saat membuka kegiatan tersebut Rabu (2/3/2016) malam lalu.
Dikatakan Deputi I, hasil yang didapat pada 2015 akan digunakan sebagai gambaran bahwa BNPT telah melakukan program Deradikalisasi sebagai langkah pembinaan terhadap narapidana terorisme.
“Program identifikasi 2015 yang sudah valid datanya dapat dihitung sebanyak 87 orang. Tentunya ke-87 orang itu telah simultan dalam menjalankan identifikasi dengan melakukan program rehabilitasi terlebih dahulu yang selanjutnya dilakukan reedukasi,” ujar alumni Akmil tahun 1984 yang dibesarkan di Korps Baret Merah Kopassus ini
Menurutnya, dari 87 orang tersebut sudah ada yang bebas sebanyak 3 orang. Dan selanjutnya pada tahun ini ada sebanyak 133 napi yang akan diidentifikasi. Untuk itu dirinya meminta capaian target pada tahun 2016 ini bisa ditingkatkan dan dimaksimalkan.
“Tentunya kami berharap dalam kurun waktu selama 4 bulan kedepan proses identifikasi ini bisa selesai agar program-program selanjutnya dalam men-Deradikalisasi ini bisa berjalan dengan baik,” ujar pria yang pernah menjadi Direktur Perlindungan dan Sekretaris Utama (Sestama) BNPT ini mengakhiri.
Selain dihadiri dari pihak Ditjen Pemasyarakatan, rapat pembentukan tim pelaksana program identifikasi di dalam Lapas dan Rutan tahun 2016 ini dihadiri pula oleh beberapa pakar psikologi politik yang juga Guru Besar Universitas Indonesia, Prof Dr. Hamdi Muluk.