Banda Aceh – Deputi I Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Mayjen TNI Roedy Widodo, melakukan kunjungan kerja ke Posko K3I Satgas Walrolakir Operasi Pengamanan (OPS PO) Meurah di Banda Raya, Kota Banda Aceh, dalam rangka memastikan kesiapan pengamanan pelaksanaan Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI yang akan digelar di Aceh dan Sumatera Utara, 8-20 September 2024.
Kunjungan ini berlangsung pada Senin (9/9) dihadiri oleh sejumlah pejabat tinggi BNPT, termasuk Deputi II BNPT, Irjen Pol. Ibnu Suhaendra, S.I.K., Direktur Pencegahan BNPT, Prof. Dr. Irfan Idris, serta Kolonel Pas. Sujatmiko dari Subdit Binmas.
Mayjen TNI Roedy Widodo dalam arahannya mengingatkan bahwa pengawasan terhadap eks-narapidana terorisme (napiter) yang berstatus “merah” perlu diperketat. Pengawasan ini sangat penting untuk mencegah potensi ancaman terhadap keamanan, khususnya di wilayah Aceh yang akan menjadi salah satu tuan rumah PON XXI.
“Data yang disampaikan harus benar-benar sesuai dengan kondisi di lapangan. Kita harus jelas menunjukkan berapa yang hijau, berapa yang merah, dan di mana lokasinya, sehingga surveillance bisa dilakukan dengan lebih efektif,” ujar jenderal bintang dua itu.
Dalam kunjungan tersebut, Direktur Pencegahan BNPT, Prof. Dr. Irfan Idris, juga memberikan perhatian khusus terhadap isu radikalisme di Aceh. Menurutnya, wilayah Aceh didominasi oleh kelompok radikal aksi, seperti Gerakan Aceh Merdeka (GAM), dibandingkan dengan radikal politik atau radikal keyakinan.
“Pengawasan terhadap eks-napiter yang baru keluar dari Nusakambangan harus terus dilakukan karena pola pikir mereka sudah lebih dapat diprediksi.” Terang Irfan Idris.
Kepala Subdit Binmas Kolonel Pas. Sujatmiko melaporkan bahwa BNPT telah melakukan pembinaan terhadap 63 orang mitra di sekitar pantai Aceh, dengan 7 di antaranya dinilai kooperatif.
“Pada malam ini, 15 eks-napiter beserta keluarganya akan dikumpulkan di sebuah kafe di Pantai Lampoo, Aceh Besar, untuk menghadiri sesi pembinaan yang dipimpin oleh Aulia, seorang eks-napiter yang akan memberikan materi mengenai wawasan kebangsaan dan keagamaan.” Sujatmiko.
“Acara tersebut akan dimulai dengan makan malam bersama sebagai upaya pendekatan yang lebih informal.” Sambungnya.
Dalam laporan yang sama, Kolonel Sujatmiko menyebutkan bahwa salah satu eks-napiter berstatus “merah” berinisial ‘U’, yang berdomisili di Aceh Besar, masih menjadi perhatian utama dalam kegiatan surveillance yang dilakukan oleh BNPT. Data ini dianggap krusial untuk memastikan bahwa pengawasan terhadap eks-napiter yang masih berpotensi melakukan aksi radikal bisa dilakukan dengan tepat dan terukur.
Kunjungan Deputi I BNPT ini menegaskan komitmen BNPT untuk memastikan kesiapan pengamanan PON XXI Aceh-Sumut 2024 secara menyeluruh, terutama dalam menangani potensi ancaman dari kelompok radikal dan eks-napiter. Pengawasan ketat dan pembinaan berkelanjutan diharapkan dapat menciptakan suasana yang aman dan kondusif selama pelaksanaan ajang olahraga terbesar di Indonesia tersebut.