Yogyakarta – Ajang Workshop Pelatihan Duta Damai Dunia Maya 2016 di Yogyakarta, 19-21 Juli 2016 kemarin makin massif dengan acara tambahan yaitu live talkshow Deputi Bidang Pencegahan, Perlindungan, dan Deradikalisasi BNPT Mayjen TNI Abdul Rahman Kadir di Radio GeronimoFM, Yogyakarta. Selain Deputi I, talkshow itu juga menghadirkan dua duta damai dunia maya yang terpilih dari 60 peserta.
Live talkshow itu dipandu oleh DJ Aditya Wijang dan Eman Aditya di sela-sela acara Playground. Selama satu jam dialog interaktif tergelar dan tersiar di seantero Yogyakarta. Sasarannya jelas, yaitu generasi muda yang notabene adalah pasar utama target dari sosialisasi pencegahan propaganda paham radikalisme dan terorisme melalui dunia maya (internet).
Selama hampir satu jam, Mayjen Abdul Rahman Kadir yang biasanya selalu tampil di ajang formal, kini diajak menjelaskan dan memaparkan apa itu itu Duta Damai di Dunia Maya dan penanggulangan terorisme yang dilakukan BNPT dengan cara santai ala anak muda. Dialog interaktif pun tergelar disertai jokes-jokes ringan dari pembawa acara.
“Kami melatih muda-mudi Yogyakarta yang terdiri dari penggiat blogger, IT, dan Desain Komunikasi Visual (DKV) untuk membuat konten-konten positif sebagai kontra narasi dari propaganda radikalisme dan terorisme melalui dunia maya. Nantinya mereka akan menjadi partner BNPT dalam menggaungkan perdamaian di dunia maya,” papar Mayjen Abdul Rahman Kadir.
Kegiatan talkshow ini merupakan kali pertama yang digelar bersamaan pelaksanaan Workshop Pelatihan Duta Damai Dunia Maya 2016. Rencanaya live talkshow radio ini akan dijadikan agenda tetap setiap pelaksanaan kegiatan serupa mendatang. Tahun 2015 ini, BNPT menggelar 5 kegiatan Workshop Duta Damai Dunia Maya dan Yogyakarta adalah kota keempat pelaksanaan kegiatan ini. Sebelumnya, tiga kegiatan sudah digelar di Medan, Makassar, dan Yogyakarta. Direncanakan Balikpapan, Kalimantan Timur, menjadi tempat pelaksanan Workshop Pelatihan Duta Damai Maya mendatang.
Dari empat kegiatan yang telah tercipta 23 website yang telah disebut dengan PMD Mini dan telah tergabung dengan PMD BNPT.
“Mereka (teroris) menjadikan generasi muda sebagai target rekrutmen, maka kami juga menggunakan anak muda untuk melawan propaganda mereka,” tandas Mayjen Abdul Rahman Kadir.