Bogor – Program pembinaan terhadap mantan narapidana kasus terorisme dan mantan kombatan sebagai mitra deradikalisasi di masyarakat terus dilakukan oleh Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT). Memberikan pembekalan kepada para mitra deradikalisai sebagai upaya menumbuhkan semangat untuk saling menghormati perbedaan paham keagamaan yang ada di masyarakat tentunya harus terus dilakukan
Salah satunya seperti yang dilakukan Subdit Bina Masyarakat pada Direktorat Deradikalsiasi di Kedeputian I bidang Pencegahan, Perlindungan dan Deradikalisasi BNPT yang menggelar Pembinaan Wawasan Kebangsaan melalui Pemberdayaan Mitra Deradikalisasi di Dunia Maya yakni Kopi Derad tahun 2020 dalam sebuah diskusi.
Acara diskusi Ngopi Siang (Ngobrol Pintar Senyum Indah dan Riang) yang digelar secara online atau virtual pada Jumat (19/6/2020) siang kali ini mengambil tema “Virus Mematikan : COVID-19 Vs Radikalisme”.
Deputi I bidang Pencegahan, Perlindungan dan Deradikalisasi BNPT, Mayjen TNI Hendri Paruhuman Lubis
dalam sambutannya saat membuaka acara Ngopi Siang tersebut mengatakan bahwa acara ini merupakan upaya untuk meningkatkan kualitas program deradikalisasi yang diharapkan dapat menjadi wadah bagi para pelaksana program dalam menguatkan kemampuan yang dibutuhkan pada saat melaksanakan program deradikalisas itu sendiri.
“Pertemuan ini sebagai upaya untuk mentransformasi keyakinan atau ideologi radikal menjadi tidak radikal dengan pendekatan multi interdisipliner baik dari agama, ekonomi, sosial, budaya, dan lain sebagainya bagi kita semuanya sehingga dapat memunculkan pemahaman dan perilaku yang lebih positif dan konstruktif dalam kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara,” kata Deputi I BNPT.
Sehingga nantinya menuurt Depuri I dapat terjalin koordinasi yang baik dan memiliki arti penting, mengingat heterogenitas wilayah memerlukan kualitas dan kuantitas sumber daya manusia dalam rangka mewujudkan Satu Tekad Indonesia Damai. Apalagi Subdit Bina Masyarakat ini telah melaksanakan berbagai kegiatan berupa pembinaan wawasan kebangsaan dan keagamaan kepada mitra deradikalisasi.
“Pembinaan ini merupakan upaya untuk memperkaya paradigma berfikir para peserta binaan agar memiliki pemahaman yang plural, toleran dan damai serta tetap waspada dengan adanya pengaruh paham radikal yang terus menyebar,” kata mantan Komandan Satuan Induk Badan Intelijen Strategis (Dansat Induk Bais) TNI ini,.
Alumni Akmil tahun 1986 ini mengatan, Kopi Derad ini adalah perwajahan baru kegiatan pembinaan keagamaan dan wawasan kebangsaan terhadap mitra deradikalisasi. Dimana Kopi Derad ini adalah salah satu panggung obrolan dalam kemasan Ngopi Siang yang memiliki kepanjangan Ngobrol Pintar Senyum Indah dan Riang, dengan menyiapkan berbagai topik dengan sebutan Jus atau.Jauhi Uneg-uneg yang Sia-sia, dengan beraneka ragam nama buah tanpa mengesampingkan substansi kegiatan.
“Kopi Derad ini mengemas topik diskusi menjadi obrolan ringan namun berkesan dan tidak membosankan. Obrolan siamg kali ini menyajikan topik Jus Tomat atau Tolong Masyarakat agar Tidak Terpapar dan topik Jus Timun yakni Tingkatkan imunitas nasionalisme. dengan mengangkat tema Virus mematikan, Covid-19 versus Radikalisme,” ujan mantan Komandan Satuan Intel Bais TNI ini.
Perwira tinggi yang pernah menjabat sebagai Komandan Korem 173/Praja Vira Braja ini mengatakan bahwa pertemuan yang dijadwalkan akan digelar beberapa kali ini akan dihadirkan secara bergilir dengan para Mitra Deradikalisasi dari berbagai daerah. Ini agar para mitra yang pernah memiliki pandangan yang berbeda dengan masyarakat pada umumnya bisa mendapatkan wawaasan kebangsaan maupun keagamaan yang moderat.
“Hal inilah yang bisa kita gali bersama untuk melihat lebih jauh perspektif lain, sehingga dapat memperkaya mindset dalam melihat dan juga berpartisipasi aktif dalam penanggulangan radikalisme dan terorisme di Indonesia,” kata pria yang dalam karir militernya dibesarkan di Pasukan ‘Baret Merah’ Kopassus TNI-AD ini.
Dikatakannya, terorisme sendiri adalah tindakan kejahatan luar biasa yang menjadi perhatian dunia. Bukan sekedar aksi teror semata, namun pada kenyataannya tindak kejahatan terorisme juga melanggar hak asasi manusia sebagai hak dasar yang secara kodrati melekat dalam diri manusia, yaitu hak untuk merasa nyaman dan aman ataupun hak untuk hidup.
“Berbagai aksi kejahatan, kekerasan, termasuk terorisme merupakan bentuk penyimpangan dari ajaran agama manapun. Aksi terorisme sangat bertentangan dengan nilai-nilai peradaban yang luhur, sehingga sudah menjadi kewajiban kita semua untuk turut berperan sebagai agen perubahan dalam upaya mencegah agar tidak terjadi lagi berbagai peristiwa serupa di masa yang akan datang,” ujar mantan Komandan Grup 3/Sandi Yudha Kopassus ini.
Dirimya pun mengapresiasi digelarnya acara ini meski saat ini masih dilanda pandemi Covid-19 yang mana tidak membuat kita semuanya berdiam diri, namun justru sebaliknya dimana membuat kita semua menyesuaikan diri dan tetap beraktifitas untuk mempererat silaturahmi dengan menunjukkan empati dan kepedulian yang pada gilirannya dapat menguatkan kedamaian dan rasa kebangsaan.
“Sebagai insan sosial, kita perlu untuk mempertahankan hubungan sosial melalui berbagai bentuk metode komunikasi yang tersedia saat ini, salah satunya adalah video conference yang dilaksanakan siang ini,” kata mantan Direktur Pembinaan Pendidikan (Dirbindik) Seskoad ini.
Oleh karena itu Deputi I berharap kepada semua pihak yang turut serta hadir pada acara Ngopi Siang tersebut agar dapat bersama-sama untuk saling mendukung, saling memberi semangat dan bangkit bersama,. Karena dalam menghadapi berbagai potensi ancaman tersebut yang dibututuhkan dalah kebersamaan. Karena ketika bangsa ini kuat, masyarakat berani dan seluruh komponen bangsa bersatu dengan menjadikan terorisme sebagai musuh bersama, maka kedamaian akan terjamin.
“Semangat kebersamaan dalam melawan dan mencegah terorisme inilah yang tenrtunya patut kita tumbuh kembangkan dan pelihara bersama, sehingga potensi aksi terorisme akan dapat dicegah dan tidak lagi memiliki ruang dalam kehidupan bangsa Indonesia,” katanya mengakhiri.
Sementara itu Direktur Deradikalisasi BNPT, Prof. Dr. Irfan Idris MA, mengatakan dengan digelarnya acara Kopi Derad ini diharapkan dapat mentrasformasikan pemahaman moderat kepada para mitra deradikalisasi dengan membekali semangat saling menghormati perbedaan paham keagamaan yang ada di masyarakat.
“Ini sekaligus untuk mengajak para mitra deradikalsiasi ini agar turut berperan aktif dalam upaya upaya pencegahan penangkalan dan deradikalisasi terhadap orang atau kelompok radikal terorisme dan paham-paham kekerasan yang berkembang di masyaraka,” ujar Direktur Deradikalsiasi, Prof Dr. Irfan Idris, MA.
Lebih lanjut Prof Irfan menjelaskan bahwa kegiatan diskusi ini akan diselenggarakan sebanyak enam (6) kali di setiap hari Jumat yang dimulai diskusi ke-1 pada hari Jumat (19/6/2020) siang ini hingga diskusi ke-6 pada Jumat, 24 Juli 2020 mendatang
“Untuk saat ini yang kami adakan program Ngobrol Siang atau Ngobrol Pintar Senyum Indah dan Riang. Nanti selanjutanya ada juga Ngobrol Pagi atau Ngobrol Pintar Pandai Berbagi, lalu ada juga Ngobrol Senja atau Ngobrol Pintar Sehat Enggan Jauh dan ada juga Ngobrol Malam yang artinya Ngobrol Pintar Menyapa Alam,” katanya menjelaskan.
Dimana dalam setiap pertemuan menurut Prof Irfan akan membicarakan berbagai topik dengan yang menurutbya sengaja menggunakan sebutan dari berbagai aneka macam buah-buahan, agar terdengar lebih menarik dan segar.
“Topiknya kita menggunakan nama Jus, seperti Jus Alpukat yakni Awasi langkah provokator, Jus Markisa yakni Mari kokohkan Indonesia Jaya, Jus Semangka yakni Semangat menjaga Kebhinekaan, Jus Pinang yakni Pelihara Indonesia agar selalu Menang dan sebagainya.. Sedangkan Jus sendiri kepanjangannya adalah jauhi Uneg-uneg yang Sia-sia),” kata Prof Irfan mengakhiri.