Deputi 1 : Pentingnya Buku Panduan Pengamanan Obyek Vital Ketenagalistrikan dan Lembaga Pemasyarakatan dalam Menghadapi Ancaman Terorisme

Jakarta – Direktorat Perlindungan pada Kedeputian I Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Selasa (23/5/2017) hari ini menggelar acara Focus Group Discussion (FGD) penyusunan buku panduan sistem keamanan Objek Vital Ketenagalistrikan dalam menghadapi ancaman terorisme dan Buku Panduan Sistem Keamanan Lingkungan Lembaga Pemasyarakatan dalam menghadapi ancaman terorisme.

Acara tersebut dihadiri berbagai unsur dan stakeholder Lembaga Negara diantaranya Kementerian Hukum dan HAM Ditjen Pemasyarakatan, Direktorat Pengamanan Objek Vital (PAM OBVIT) Baharkam Polri, Perusahaan Listrik Negara (PLN) dan unsur akademisi dan juga peneliti.

Acara dimulai dengan sambutan Deputi I bidang Pencegahan,Perlindungan dan Deradikalisasi BNPT, Mayjen TNI Abdul Rahman Kadir sekaligus membuka acara. Kemudian dilanjutkan dengan pemaparan dan pembekalan yang diberikan Direktur Perlindungan BNPT, Brigjen Pol. Drs. Herwan Chaidir sebelum dilakukan pembahasan penyusunan buku panduan tersebut.

Dalam sambutannya Deputi I BNPT mengatakan bahwa, sebagai lembaga yang mengkoordinatori dalam bidang Penanggulangan Terorisme yang memiliki kewajiban sesuai dengan Tugas Pokok dan Fungsi dalam mengkoordinasikan antar Kementerian dan Lembaga, BNPT merasa perlu hadir untuk mengimpelementasi tugas pokok dan fungsi tersebut.

“Untuk itu diperlukannya penyusunan dan pembuatan buku panduan Sistem keamanan lingkungan pada Lembaga Pemasyarakatan dan Sistem Keamanan pada Objek Vital Ketenegalistrikan yang ada di seluruh wilayah Indonesia jika nantinya terjadi ancaman tindakan terorisme,” ujar alumni Akmil tahun 1984 ini

Pria yang pernah menjadi Direktur Perlindungan BNPT ini mengatakan bahwa tujuan dari pertemuan di acara FGD ini dalam rangka mempersiapkan langkah-langkah antisipatif dan preventif dalam menghadapi ancaman terorisme melalui buku panduan,

“Sehingga dengan adanya buku panduan tersebut nantinya dapat dijadikan sebagai acuan bersama antar kementerian dan lembaga terkait dalam menghadapi ancaman terorisme,” ujar pria yang pernah menjabat sebagai Komandan Korem

Diakhir sambutannya pria yang juga pernah menjadi Komandan Satuan 81/Penanggulangan Teror (Sat-81/Gultor) Kopassus TNI-AD ini berharap buku panduan tersebut disusun dengan isi yang jelas dan taktis sehingga buku panduan ini dapat mengurangi resiko dan kerusakan yang ditimbulkan akibat serangan teror yang terjadi.

“Yang terpenting kemudian ialah implementasi dari buku tersebut dengan cara melakukan simulasi. Sebagai contoh bagaimana negara Jepang membuat simulasi terhadap anak sekolah ketika terjadi gempa Tsunami,” ujar pria yang juga pernah menjabat sebagai Sekretaris Utama (Sestama) BNPT ini..

Untuk itu pria yang juga pernah menjabat sebaga Inspektur Kostrad ini berharap setelah buku ini disusun, perlu juga dilakukan simulasi. “Karena tanpa simulasi buku panduan tersebut menjadi sulit ketika terjadi aksi terorisme sehingga dengan adanya simulasi memudahkan para stakeholder dalam berkoordinasi dilapangan,” ujarnya mengakhiri.