Deputi 1 BNPT: orang Aceh tidak tertarik ajakan kekerasan

Di hadapan para awak media yang semalam datang dalam press conference kegiatan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), deputi 1 bidang pencegahan, Mayjen TNI Agus Surya Bakti, menjelaskan bahwa tujuan utama BNPT datang ke Aceh adalah untuk merangkul masyarakat Aceh dalam mencegah terorisme. Selama berada di Serambi Mekah ini BNPT akan menggandeng beberapa elemen masyarakat diantaranya; kelompok pemuda pegiat dunia maya yang tergabung dalam Indonesia Backtrack team (IBT), Ikatan Persaudaraan Imam Masjid Indonesia (IPIM), dan Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) provinsi Aceh, untuk turut aktif menangkal penebaran paham-paham radikalisme yang menyelipkan kekerasan dalam tafsiran-tafsiran keagamaan.

Lebih lanjut deputi 1 BNPT menjelaskan bahwa program pencegahan yang melibatkan unsur FKPT, IPIM, dan IBT dimaksudkan untuk memaksimalkan penyampaian pesan damai. Salah satu sarana yang paling sering digunakan untuk menyebarkan ajakan-ajakan kekerasan adalah dunia maya, karenanya BNPT fokus melakukan pencegahan terutama paham kekerasan yang menyebar bebas di dunia maya.

“kita datang ke daerah-daerah, dari situ kita tahu bahwa ternyata pegiat dunia maya yang menginginkan perdamaian jumlahnya jauh lebih banyak, karenanya kita juga gandeng mereka untuk bersama cegah terorisme,” Jelas Mayjen TNI Agus SB. Ia juga mengakui bahwa beberapa masjid mulai digunakan oleh orang-orang yang tidak bertanggungjawab untuk menyebarkan paham-paham kekerasan. “Karenanya dalam program pencegahan ini, kita juga merangkul Ikatan persaudaraan Imam Masjid untuk menjaga masjid”.

Krtika ditanya alasannya memilih kota Aceh, Jenderal bintang dua itu menjelaskan bahwa sama seperti kota-kota yang lain, Aceh memiliki potensi penyebaran radikalisme, karenanya BNPT dating ke banyak kota di Indonesia (bukan hanya Aceh). Namun lebih lanjut ia juga menyampaikan bahwa berdasarkan data yang dimiliki, masyarakat Aceh sudah tidak lagi tertarik dengan ajakan-ajakan kekerasan.

BNPT yakin kegiatan yang dilakukan selama dua hari (29-30 September) di Aceh ini akan berjalan lancer dan menuai hasil postif. Hal ini dapat dilihat dari tingginya antusiasme masyarakat untuk mengikuti kegiatan yang dilakukan oleh BNPT.