Jakarta – Kelompok radikal teroris diketahui telah lama ‘pindah lapak’ ke dunia maya, di mana mereka mulai gencar melakukan berbagai aktifitasnya mulai dari penyebaran ide-ide kekerasan dan kebencian, hingga propaganda dan perekrutan. Tema inilah yang disampaikan oleh Deputi 1 bidang Pencegahan, Perlindungan dan Deradikalisasi BNPT, Mayjen TNI Abdul Rahman Kadir dalam Sarasehan Pencegahan Propaganda Radikal Terorisme di Dunia Maya yang digelar oleh BNPT bersama Instansi-Instansi Pemerintah lainnya di Jakarta, hari ini, Kamis (16/02/17).
Menurutnya, kelompok radikal telah menyusupkan paham kekerasan di hampir semua lini dunia maya, mulai dari sosial media seperti facebook, twitter, youtube, telegram, whatsapp, BBM hingga website atau blog. Hal ini menunjukkan bahwa kelompok radikal memang serius menggarap dunia maya untuk menebar propagnda kebencian dan permusuhan di tengah-tengah masyarakat.
Jenderal bintang dua ini juga menjelaskan beberapa temuan mencengangkan tentang pola radikalisasi yang dilakukan di dunia maya, antara lain; kelompok radikal melibakan anak-anak dalam propagandanya, berisi ajakan untuk membenci dan memusuhi negara serta seluruh simbol dan aparaturnya.
Kelompok radikal juga disebutnya aktif menyebarkan e-book yang berisi propaganda dan ajakan serta tips-tips melakukan aksi teror. Hal ini menjadi pemicu utamanya tumbuhnya pelaku teror mandiri atau yang lebih dikenal dengan istilah lone wolf (serigala tunggal); mereka adalah pelaku teror yang tidak terafiliasi langsung dengan kelompok-kelompok teror manapun.
Hal ini dipandangnya sebagai tantangan tersendiri, terutama dengan semakin tingginya intensitas masyarakat dalam menggunakan internet. Meski begitu ia menegaskan bahwa pihaknya, bersama kementerian dan lembaga terkait, telah siap untuk memberantas radikalisme dan terorisme di Indonesia. (Nam)