Densus 88 Ungkap Penyalahgunaan Roblox untuk Simulasi ISIS, Roblox Tegaskan Keamanan Anak Prioritas

Jakarta – Densus 88 Antiteror Polri mengungkapkan bahwa sejumlah kelompok teroris memanfaatkan ruang kebebasan di platform gim untuk membuat simulasi pertempuran yang menyerupai konflik di Timur Tengah, seperti yang terjadi di Suriah dan Irak. Dalam gim tersebut, mereka membuat arena tempur dengan simbol-simbol menyerupai kelompok radikal, mulai dari bendera ISIS, ikat kepala, hingga seragam militer yang identik dengan kelompok tersebut.

Menanggapi temuan itu, pihak Roblox menegaskan bahwa keselamatan pengguna—terutama anak-anak—menjadi prioritas utama mereka.

“Kami memandang tanggung jawab ini dengan serius. Roblox memiliki kebijakan ketat yang melarang konten maupun perilaku yang mempromosikan, mengagungkan, atau mendukung organisasi teroris atau ekstremis mana pun,” ujar juru bicara Roblox, Selasa (25/11), dikutip dari Kumparan.

Ia menjelaskan bahwa Roblox memiliki tim penyelidik khusus yang secara aktif memantau dan menindak konten mencurigakan. Selain itu, teknologi kecerdasan buatan (AI) juga diterapkan untuk meninjau seluruh gambar, teks, dan item avatar sebelum dirilis, guna mencegah ikonografi ekstremis muncul di platform.

Roblox juga mengimbau pengguna untuk segera melaporkan bila menemukan konten atau perilaku yang dianggap berbahaya. Setelah pelanggaran teridentifikasi, pihaknya akan langsung menghapus konten dan memblokir akun yang terkait.

“Kami berkomitmen bekerja sama secara erat dengan otoritas Indonesia. Konten semacam itu akan ditinjau oleh agen moderasi konten berbahasa Indonesia yang tersedia sepanjang waktu,” katanya.

Roblox menyadari bahwa upaya menjaga keamanan digital tidak ada kata selesai. Karena itu, perusahaan terus meningkatkan standar keselamatan melalui berbagai inovasi.

“Pekan lalu kami memperkenalkan fitur estimasi usia wajah sebagai syarat mengakses fitur obrolan, melengkapi lebih dari 145 inisiatif keselamatan yang sudah kami luncurkan tahun ini. Kami juga tengah bekerja sama dengan pemerintah Indonesia untuk menerapkan IGRS (Indonesia Game Rating System) pada Januari 2026,” tutupnya.