Densus 88 Tangkap Tukang Servis Laptop di Bima, Diduga Terlibat Jaringan Terorisme

Bima – Detasemen Khusus 88 Antiteror Mabes Polri kembali melakukan aksi penindakan terhadap dugaan terorisme. Kali ini, aparat menangkap seorang pria berinisial AH (39 tahun), warga Kota Bima, Nusa Tenggara Barat, yang sehari-hari dikenal sebagai teknisi servis laptop dan ponsel.

Penangkapan dilakukan pada Jumat pagi, 20 Juni 2025, sekitar pukul 06.30 WITA, di depan sebuah Sekolah Dasar Islam Terpadu yang berada di Jalan Kamboja, Kelurahan Paruga, Kecamatan Rasanae Barat. Aksi ini dilakukan secara cepat dan tertutup, serta turut melibatkan personel Brimob dari Polda NTB.

“Iya, memang ada penangkapan. Tapi itu menjadi kewenangan Mabes Polri, kami tidak bisa memberikan keterangan lebih lanjut,” ujar Kepala Humas Polres Kota Bima, Ipda Nasrun, dikutip dari tempo.co.

Menurut informasi yang dihimpun dari aparat di lokasi, AH disebut sebagai anggota Jamaah Anshoru Syariah (JAS) yang aktif di media sosial, khususnya dalam menyebarkan konten-konten terkait kegiatan
kelompok tersebut. AH diketahui berasal dari Pekalongan, Jawa Tengah, dan telah menetap di Bima sejak tahun 2012.

Usai ditangkap, tim Densus 88 melakukan penggeledahan di rumah AH yangberada di Jalan Karantina Gang Bajuri, Kampung Kedo, Kelurahan Ule, Kecamatan Asakota. Penggeledahan yang berlangsung sejak pukul 09.00 hingga 11.00 WITA itu turut disaksikan oleh aparat kelurahan setempat.

Herman, Staf Pelaksana Kelurahan Ule yang mendampingi penggeledahan tersebut, membenarkan penyitaan sejumlah barang bukti oleh Densus 88.

“Ada harddisk, dua laptop, beberapa busur panah, puluhan anak panah, senjata tajam, dan empat buah buku,” jelasnya.

Keberadaan AH ternyata tidak terlalu dikenal oleh warga sekitar. Seorang tetangga, Fadil, menyebutkan bahwa AH tergolong pribadi tertutup dan jarang berinteraksi dengan lingkungan sekitar.

“Dia tidak terlalu akrab dengan warga. Di tempat servisnya hanya menerima orang yang memperbaiki laptop atau HP. Tapi saya sering lihat dia latihan panahan di halaman rumah,” ungkapnya.

Meski terjadi penangkapan dan penggeledahan, suasana di sekitar rumah AH tidak menunjukkan pengamanan ketat, dan hanya terlihat sedikit warga yang berkumpul.