Kopenhagen – Pemerintah Denmark memulangkan anak laki-laki berusia 11 bulan setelah ibunya, yang terkait dengan kelompok teroris ISIS, tewas dalam konflik Suriah. Bayi itu tiba di Kopenhagen pada Kamis, 21 November dari Irbil di Irak utara.
Bayi itu tiba kembali di Denmark setelah upaya hampir sembilan bulan dari kerabat dan pemerintah Denmark. Mereka juga mengatakan, sang bayi yang diidentifikasi sebagai Bayi T, ditahan di kamp pengungsi Al-Hol di Suriah utara sejak Maret tahun ini, ketika ibunya meninggal.
Kakek Bay T, yang tidak disebut namanya mengatakan kepada VOA, Selasa (26/11/2019), bahwa anak itu kini dirawat di rumah sakit karena muntah-muntah dan diare.
“Anak itu sudah mengalami banyak hal, dia adalah anak yatim piatu yang memerlukan banyak bantuan, dan dia dalam situasi yang sulit,” kata sang kakek.
“Dia adalah putra mendiang putri saya,” kata kakek itu dalam wawancara lewat telepon.
Ibu anak itu meninggalkan Denmark pada Oktober 2015 untuk bergabung dengan ISIS. Sewaktu di Suriah, dia bertemu ayah dari anaknya yang juga bergabung dengan kelompok teror itu.
Ibu bayi terbunuh dalam serangan udara, menurut ayahnya (kakek bayi T). Pejuang Kurdi menyelamatkan anak itu dan membawanya ke kamp Al-Hol.