Jakarta – Ketahanan generasi muda Indonesia harus terus diperkokoh dari paparan radikalisme demi mencapai visi Indonesia Emas 2045. Pasalnya, ketahanan generasi muda merupakan satu pilar utama dalam membangun masa depan yang kuat bagi Indonesia.
“Satu tantangan nyata yang dihadapi generasi muda saat ini adalah godaan untuk bersimpati terhadap gerakan radikal dan ekstrem lewat janji emansipasi palsu yang berseliweran di internet,” kata Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Pol. Prof. Dr. Rycko Amelza Dahniel. SH, MSi, dalam keterangannya, Minggu (16/7/2023).
Kepala BNPT mengatakan arus informasi yang masuk melalui internet kini sudah tidak dapat dibendung lagi. Satu ekses negatifnya adalah banjirnya pesan bermuatan ideologis yang dapat memberi pengaruh kontraproduktif terutama kepada generasi muda.
“Sekarang sudah tidak bisa dibendung lagi berbagai informasi yang masuk ke seluruh lapisan masyarakat, baik secara langsung, secara offline, maupun online. Ideologi ini masuk, karena sekarang sel-sel yang membangun ideologi kekerasan bukan hanya dengan kegiatan terbuka,” tutur Rycko.
Menurutnya, interaksi online yang belakangan menjadi tren arus utama, terutama pada masa pandemi Covid-19, dimanfaatkan kelompok ekstremis untuk melakukan radikalisasi online.
“Tiga tahun masa pandemi kita lebih banyak menggunakan interaksi sosial online. Ternyata ini dimanfaatkan dengan menggunakan radikalisasi online yang disebut dengan online radicalization. Dari online radicalization ini kelompok paling banyak meningkat terpaparnya adalah pemuda, perempuan dan anak-anak,” kata Rycko.
Karena itu, penting bagi pihak yang berkepentingan untuk membangun public awareness atau kesadaran publik. Publik yang sadar dengan sendirinya tidak akan gampang terjerat janji-janji surgawi yang ditawarkan kelompok radikal ekstrem.
“Sehebat apapun mereka mengajarkan ideologi kekerasan, kalau masyarakat menolak, enggak akan ada gunanya,” katanya.
Karena itu di usia ke 13 BNPT, dia menginstruksikan agar seluruh jajaran BNPT untuk melanjutkan kampanye kontraradikaliasasi online yang sejauh ini terus diperkuat guna membangun kedamaian di ruang digital.
Seluruh jajaran BNPT diminta terus kreatif, terus masif untuk membangun public awareness baik secara offline turun ke lapangan maupun online sehingga Indonesia yang harmoni dapat terwujud.
“Gunakan berbagai macam platform digital untuk membangun kesadaran publik agar menolak apapun itu ideologinya, yang mengajarkan tentang kekerasan, yang mengajarkan tidak bisa menerima perbedaan, yang mengajarkan untuk membenci sesama ke kelompok, apalagi membenci pemerintah, menentang ideologi kita,” pungkas Kepala BNPT.